Kamis, 20 Desember 2007

PENGANTAR H Wawan Darmawan, SE, MBA.

Madu, Obat Dan Food Suplement
Secara umum, tercatat empat jenis lebah penghasil madu yakni lebah hutan (Apis Dorsata), lebah klanceng (Apis Trigona), lebah rumahan (Apis Cerana) dan lebah unggul (Apis Mellifera). Berbagai jenis madu yang dihasilkan lebah tersebut berasar dari aneka ragam bunga dan tanaman.
Setiap jenis lebah dapat menghasilkan madu dengan berbagai macam warna, rasa dan aroma. Lebah hutan (Apis Dorsata) menghasilkan madu berwarna hitam, hitam kemerah-merahan dan kuning. Warna hitam didapatkan lebah dari bunga akasia mangium dengan nektarnya dihisap lebah dari aneka tumbuh di Hutan Tanaman Industri (HTI). Sedangkan yang berwarna hitam kemerah-merahan didapatkan lebah dari tanaman hutan liar. Khusus madu yang berwarna kekuning-kuningan didapatkan lebah dari tanaman pertanian yang tumbuh di sekitar kawasan hutan.
Lebah klanceng (Apis Trigona) menghasilkan madu dengan warna kekuning-kuningan. Namun, hasilnya tidak sebanding dengan jumlah lebah klanceng karena sangat sedikit. Lebah rumahan atau yang juga lazim disebut lebah lokal (Apis Cerana) ada di atap-atap rumah. Lebah jenis ini menghasilkan madu dari tanaman pertanian dan warna madu cerah atau kekuning-kuningan. Lebah unggul (Apis Mellifera) yang merupakan jenis lebah Eropa memiliki warna madu yang cerah atau kekuning-kuningan.
Sekarang, madu tidak lagi digunakan masyarakat Indonesia hanya sekadar untuk obat, tetapi banyak masyarakat Indonesia yang sudah menyukai dan menjadikan madu sebagai Food Suplement natural yang tidak tercampur dengan unsur kimia. Biasanya, umumnya masyarakat menyukai madu yang dihasilkan dari daerahnya sendiri. Masyarakat di Pulau Jawa lebih menyukai madu dari lebah budidaya (Apis Cerana dan Apis Melifera) yang berwarna cerah atau kekuning-kuningan. Sedangkan masyarakat luar Jawa yang tinggal di sekitar kawasan hutan lebih senang dengan madu hutan yang berwarna hitam pekat.
Madu yang dihasilkan lebah mengandung berbagai vitamin sehingga baik untuk kesehatan. Manfaat madu bagi kehidupan manusia sudah terdapat dalam berbagai literatur dan peradaban kuno seperti zaman Mesir kuno, Yunani atau Romawi kuno. Manfaat madu juga dijelaskan dalam berbagai kitab suci, baik umat Muslim, Nasrani maupun Hindu.
Lebah madu dan madu lebah serta hasil-hasil lebah yang lain, sejak lama sudah berhasil dikembangkan dan dipetik berbagai manfaatnya oleh masyarakat berbagai negara di dunia. Menurut pakar perlebahan, Indonesia dikatakan sangat potensial untuk pengembangan bidang perlebahan karena memiliki tiga modal dasar;
jumlah penduduk nomor lima terbesar di dunia yang mempunyai budaya bertani dan beternak, terdapat areal daratan sekitar 193 juta ha dengan luas hutan sekitar 14,3 juta ha yang berbunga secara bergiliran sepanjang tahun.
Hampir seluruh wilayah hutan terdapat lebah hutan Apis Dorsata yang sangat produktif sebagai penghasil madu, lebah lokal Apis Cerana yang dapat diternakkan dan produktif menghasilkan madu terbesar hampir di seluruh kepulauan Nusantara tercinta, serta jenis lebah impor Apis Mellifera L yang berhasil dikembangkan dan beradaptasi dengan baik dalam lingkungan alam Indonesia.
Lebah madu merupakan serangga pemersari. Di berbagai negara, lebah madu terbukti meningkatkan produktivitas pertanian sampai ribuan persen per tahun yang bernilai ratusan juta hingga miliaran dollar Amerika Serikat. Misalnya Amerika Serikat memperoleh sekitar US$ 1 miliar, Australia US$ 350 juta, dan sebagainya dari bisnis perlebahan. Karena itu para pengusaha perkebunan buah-buahan di berbagai negara dengan sengaja menyewa koloni lebah kala kebun buahnya sedang berbunga. Di Selandia Baru misalnya, penyewaan setiap koloni mencapai US$ 65 dan Amerika US$ 49 per koloni.
Hingga kini, Australia memiliki hampir 600.000 koloni lebah dan lebih dari 10.000 peternak. Artinya, sekitar 700 (7%) peternak memiliki 250 koloni atau lebih. Peternak yang memiliki 400.000 koloni (67%) dari koloni yang berada di Australia lebih disebut sebagai peternak lebah komersial. Setiap tahun, variasi produksi yang dihasilkan Australia antara 17.000-25.000 ton. Rata-rata nasional dari total produksi koloni sekitar 67 kg per koloni, dengan peternak madu komersial mampu memproduksi hingga 200-250 kg per koloni.
Di Turki terdapat 4,5 juta koloni lebah, 38.000 peternak dan produksi madu per tahunnya 65.000 ton. Rata–rata produksi madu dari tiap koloni sebanyak 17 kg. Dari 75% koloni lebah yang dimiliki peternak lebah di Turki, biasanya mereka memindahkan lebah dari satu tempat ke tempat lain berdasarkan musim bunga. Di Jamaica, produksi madu mendapat perhatian lebih dari menteri pertanian.
Tidak heran bila, pemerintahan Jamaica berusaha meningkatkan produksi madu setiap tahun dengan mengikutsertakan petani ke lembaga training mengenai perlebahan dengan harapan meningkatkan pendapatan negara dari penjualan madu di Pasar Internasional. Buktinya, usaha tersebut mampu meningkatkan produksi madu per tahun 1997 sebanyak 60.000 ton menjadi 77.000 ton per tahun 2005. Iran sendiri menghasilkan 2.200 ton per tahun di provinsi Mazandaran. Dari 2.700 peternak dengan 192.000 koloni berhasil memproduksi 12,5 kg per koloni.
Dewasa ini, hampir di seluruh dunia, lebah madu telah diusahakan dalam bentuk industri ternak. Dari jenis lebah madu di dunia, jenis lebah Eropa (Apis Mellifera L) paling digemari peternak lebah di berbagai belahan dunia. Lebah jenis ini per koloni per tahun dapat menghasilkan madu sekitar 200-250 kg, royal jelly 0,5 kg, lilin lebah 0,75 kg, propolis (lem lebah) 0,5 kg, tepung sari (bee pollen) 0,5 kg, racun lebah (venom bee) 1 gr, roti lebah (bee bread), tempayak lebah jantan (bee drone larvae). Hasil–hasil lebah tersebut umumnya berharga mahal. Misalnya, harga eceran royal jelly di Jepang mencapai Rp 1.200.000 per kg.
Akhirnya, selaku Ketua Asosiasi Perlebahan Indonesia (API), saya mengucapkan selamat kepada para pembaca terutama peneliti lebah madu, penggemar madu dan para peternak lebah di Indonesia. Dan kepada para wartawan Koran Pak Oles yang sudah berjuang ekstra untuk menghadirkan buku ini, saya mengucapkan terima kasih. Semoga, Ingin Sehat, Ingat Madu dan Minum Madu tidak semata tersemai rapi di setiap pembaca tetapi diaplikasikan dalam kehidupan nyata di Indonesia.

Jakarta, 11 Oktober 2006
Ketua Asosiasi Perlebahan Indonesia


H Wawan Darmawan, SE, MBA.

BAB I: SEJARAH KEHIDUPAN LEBAH MADU

OLEH: BENY ULEANDER
A. Kehidupan Lebah Madu
Lebah dalam bahasa Latin disebut Apis, --sejenis serangga penghasil madu. Terkait dengan rantai kehidupan di alam, lebah membantu proses penyerbukan alami bagi tumbuhan-tumbuhan. Manusia bisa melihat berjuta jenis tanaman di alam, beragam bunga yang indah dan pepohonan, serta menikmati aneka buah-buahan. Peristiwa alami yang berlangsung dari masa ke masa itu terjadi berkat kerja koloni lebah.

1. Koloni Lebah Dan Distribusi Tugas

Lebah madu merupakan insekta sosial hidup dalam suatu keluarga besar yang disebut koloni lebah dengan sifat polimorfisme, --setiap anggota koloni miliki keunikan anatomis, fisiologis dan fungsi biologis yang antar golongan sangat berbeda (Lebah Madu, Cara Beternak & Pemanfaatan, 2003). Jumlah populasi koloni tergantung kualitas dan potensi lebah ratu. Kemampuan bertelur ratu tergantung dari strain, queen rearing procedure (pemeliharaan) dan breeding program (pembudidayaan). Koloni madu terdiri atas tiga kasta; seekor lebah ratu, sekitar 200-300 lebah jantan, dan 10.000-100.000 lebah pekerja.

Lebah Ratu (Queen)

Lebah ratu hanya seekor dalam sarang tanpa raja. Jika ada dua ratu, keduanya berkelahi memperebutkan kedudukan, namun tetap memiliki watak yang halus, sabar dan mencintai rakyatnya. Ratu mempunyai sengat sebagai ovipositor,-- senjata pengunusir ratu lain di dalam sebuah sarang. Lebah ratu bisa menyengat berkali-kali tanpa ada kerusakan tubuh atau binasa. Lebah ratu kebal terhadap segala penyakit karena konsumsi royal jelly setiap hari.
Warna lebah ratu biasanya merah tua dan dua kali lipat lebih panjang dan 2,8 kali berat dari lebah pekerja dengan masa hidup 3-7 tahun dan masa produksi hanya 2 tahun. Ovarium lebah ratu berkembang cukup sempurna sehingga mampu bertelur 1.500 sampai 2.000 butir telur sehari. Untuk menampung ovarium, perut lebah ratu membesar. Musim kawin lebah madu terjadi pada bulan Mei, Juni dan Juli setiap tahun.
Uniknya, selama hidup, lebah ratu hanya kawin sekali yaitu saat memasuki masa dewasa atau lebah ratu memasuki usia 23 hari dan memilih salah satu di antara ratusan ekor lebah jantan yang paling kuat untuk mengawini lewat sayembara terbang. Lebah jantan pemenang yang terbang menyusul dirinya berhak mengawini. Perkawinan berlangsung kala terbang di udara terbuka. Seusai kawin, keduanya jatuh ke tanah. Lebah jantan mati karena kantong sperma terpisah dan tertinggal dalam kantong sperma ratu (spermatheca) sebagai tempat penyimpan sperma lebah jantan hasil perkawinan.
Jika spermatheca belum banyak memiliki spermatozoa, maka kelangsungan perkawinan lebah ratu melibatkan 30 ekor lebah jantan. Lebah ratu kembali ke sarang dan mulai bertelur 2-3 hari pasca perkawinan, serta berhenti bertelur sampai habis simpanan sperma yang tersedia. Tugas utama lebah ratu, justru bertelur terus-menerus agar bisa terjadi regenerasi keturunan, dengan lahirnya lebah-lebah baru. Telur lebah ratu akan menjadi lebah pekerja, lebah jantan dan calon lebah ratu.

Lebah Jantan (Drone)

Meski tidak bekerja, lebah jantan bertugas mengawini ratu perawan atau calon lebah ratu (virgin queen) dengan lama hidup sekitar tiga bulan. Mata dan sayapnya lebih besar dari lebah pekerja. Warna kehitaman dengan dengungan suara agak keras. Kakinya tidak berkeranjang pollen untuk menyimpan tepung sari bunga, dan tidak berselang pipa penghisap madu di bibir, tidak berkelenjar malam (wax glands), ekor tidak bersengat serta bersifat tenang.
Tugas utama lebah jantan justru menjaga sarang dan membersihkan sarang dari kotoran. Kadang-kadang terbang sebentar kala cuaca cerah. Untuk makan, lebah jantan lazim disuapi lebah pekerja. Sayangnya, saat musim paceklik tiba, sebagian lebah jantan dibinasakan dan dikeluarkan oleh lebah-lebah pekerja dari sarang.

Lebah Pekerja (Worker Bees)

Ukuran tubuh lebah pekerja lebih kecil daripada lebah ratu dan lebah jantan. Bentuk tubuh lebih ramping, warna hitam kecoklatan, ekor bersengat lurus dan berduri. Sebenarnya lebah pekerja adalah lebah betina yang organ reproduksi tidak berkembang sempurna.
Lebah pekerja siap menyerang apapun yang coba mengganggu atau berusaha memasuki sarangnya, namun tidak pernah menyerang lebah ratu. Sengatan lebah pekerja hanya bisa digunakan sekali selama hidupnya, dan sesudah itu, langsung mati. Meski begitu, lebih jenis ini tidak tersesat karena memiliki indera yang tajam terhadap rumah (sarang), pun tajam mengenal kualitas makanan.
Di dalam sarang, setiap lebah pekerja melakukan tugas tertentu sesuai umur. Misalnya membuat sarang, membersihkan sarang, mengisi madu, memberi makan larva, mengangkut pollen dan menjaga sarang. Pembagian tugas dan organisasi lebah madu sangat teratur, tertib dan disiplin atas kesadaran diri. Semua tugas di dalam sarang, sepenuhnya diatur lebah rumah tangga, sedangkan tugas di luar sarang jadi tanggung jawab lebah lapangan. Dan tradisi tersebut tidak pernah terhenti selama hidup secara berkoloni.
Setelah lahir, lebah pekerja menjadi lebah rumah tangga dengan tugas pokok membersihkan bilik-bilik kosong agar bisa kembali digunakan kemudian jadi lebah pekerja yang bertugas menjaga dan memberi pakan larva. Tugas berikutnya, membangun bilik baru dan memperbaiki bilik yang lama. Setelah itu, lebah pekerja baru mulai menyimpan nektar dan serbuk sari yang dibawa sesama temannya. Saat itulah, mulai menyandang profesi sebagai lebah pengolah madu dengan tugas pokok memroses nektar jadi madu, memeram madu dan mencampur madu dengan tepung sari.
Tugas lain yang diemban secara bersama-sama dalam sebuah kekuatan komunitas adalah berfungsi sebagai lebah penjaga sarang. Lebah pencari pakan merupakan lebah pekerja yang tertua dan tergesit dengan mengemban tugas mengumpulkan dan mencari serbuk sari dan nektar. Di lapangan, lebah pekerja sering melakukan aktivitas pada saat suhu berada pada 150C-400C. Ketika suhu di atas 320C banyak lebah pencari pakan bergeser tugas ke pengumpulan air untuk menyejukkan sarang. Jumlah lebah pekerja dalam satu koloni mencapai 30.000 - 40.000 ekor dengan usia hanya 35 hari.


TABEL DISTRIBUSI TUGAS LEBAH
Umur (hari)                                    Tugas
   3                                 Membersihkan sarang
 4-9                               Merawat larva
10-16                            Membangun sel sarang
17-19                            Menerima nectar dan tepung sari dari lebah pekerja
                                      Menjaga sarang dari musuh-musuhnya
  20                               Menjadi lebah lapangan untuk mencari nectar, pollen dan air
21-                                 Mati

Sumber: Lebah Madu, Cara Beternak & Pemanfaatan (Pusat Perlebahan Apiari Pramuka, 2003).

Kecepatan terbang lebah pekerja mencapai 65 km per jam, dan bisa menempuh jarak 46 km non stop. Bila sedang membawa nektar, kecepatannya tinggal 30 km per jam dengan kecepatan getaran sayap sebanyak 250 kali per detik. Gerakan sayap tersebut diatur oleh otot-otot dada. Jika otot menjulur ke bawah, sayap membentang ke atas, dan jika otot ditarik ke bawah, sayap menurun.
Untuk membuat 100 gram madu, lebah harus mendatangi sekitar satu juta tangkai bunga. Untuk mengumpulkan 1 kg madu, seekor lebah harus mengadakan perjalanan 90.000-180.000 kali dan mengunjungi banyak bunga sebelum pulang ke sarang. Jika setiap perjalanan menempuh jarak 3 km pulang pergi, seekor lebah harus menempuh jarak 3 x (90.000-180.000) km, atau minimal terbang sejauh tujuh kali keliling bumi. Nektar diangkut dalam kantung tepung yang ada di kaki. Dalam sarang, nektar diolah jadi madu, lilin dan royal jelly yang siap jadi makanan utama lebah ratu.

2. Pembentukan Koloni Dan Sarang

Ratu menghasilkan feromon, --senyawa kimia pemersatu koloni dalam satu kesatuan terorganisasir (Lebah Madu, Cara Beternak & Pemanfaatan, 2003). Pembentukan koloni lebah diawali dengan pertempuran sengit antara ratu dengan calon ratu. Jika ada calon ratu baru, larva dimatikan oleh ratu. Jika ada yang sempat lahir, ratu yang lama bertarung dengan ratu baru hingga salah satunya mati atau ratu yang kalah meninggalkan sarang diikuti sebagian lebah pekerja yang setia. Biasanya ratu yang eksodus justru ratu tua, dan kemudian membentuk koloni baru. Ratu tua yang tidak produktif dimatikan oleh lebah pekerja dan diangkat ratu baru.
Alasan perpindahan sebuah koloni lebah untuk mencari sumber pakan baru karena di tempat lama sumber pakan dan air berkurang, sarang terlalu panas, kena gangguan penyakit atau ada pengganggu (pemangsa) yang terus-menerus.
Sarang lebah tersusun dari jajaran heksagonal yang merupakan tempat bertelur, tempat menyimpan madu dan tempat pengumpulan tepung sari bunga. Bentuk ini memiliki keunggulan dibanding bentuk bulat atau persegi (dr Adji Suranto, SpA, 2005). Bentuk heksagonal membutuhkan bahan yang relatif sedikit, tetapi memiliki kapasitas sebagai tempat penyimpan yang maksimal. Jika sarang berbentuk bulat, tentu ada ruangan yang tidak terpakai. Jika berbentuk persegi empat, pemakaian bahan jadi lebih banyak. Umumnya satu sarang menghasilkan sekitar 150 kg madu setiap musim.

3. Siklus Hidup Lebah Madu

Lebah ratu yang bertelur subur siap menghasilkan lebah pekerja dan lebah ratu, dan telur yang tidak subur menghasilkan lebah jantan. Kedua jenis telur tersebut tampaknya sama. Dari kedua jenis telur itu, telur calon lebah pekerja jsutru yang terbanyak dihasilkan. Telur calon lebah jantan dihasilkan sejak awal musim bertelur dan jelang hijrah ke jumlah yang tidak terbatas.
Telur calon lebah pekerja diletakkan di sel yang terkecil dibanding sel untuk telur calon lebah jantan. Sel berpenghasilan larva lebah jantan memiliki tudung lilin lebih cekung dan lebih dalam dibanding sel larva lebah betina. Setelah tiga hari di dalam sel, telur menetas jadi larva yang tidak miliki sayap atau kaki dan tampak seperti seekor ulat dengan pakan terbanyak agar tumbuh lebih cepat. Dalam waktu singkat, tubuh lebah memenuhi ruangan sel.
Ketika larva memasuki fase pupa, lebah pekerja akan menutupi pintu sel rapat-rapat. Pada kondisi ini, terjadi perubahan tercepat pada tubuh pupa dengan ditandai tumbuhnya sayap dan kaki. Setelah selesai proses metamorfosis, lebah dewasa muncul dari pupa dalam bentuk lebah sempurna. Siklus hidup lebah madu mulai dari telur, larva, pupa dan akhirnya dewasa. Lamanya siklus hidup untuk setiap jenis lebah madu amat variatif. Awalnya, lebah ratu, pekerja dan lebah jantan berbentuk telur selama 3 hari, lalu jadi larva selama 4-9 hari. Periode pupa mulai berbeda untuk ketiga strata lebah madu ini. Lebah pekerja (10-20 hari), lebah ratu (10-15 hari) dan lebah jantan (10-23 hari). Sedangkan masa dewasa dimulai ratu pada hari ke-16, pekerja di hari ke-21 dan lebah jantan pada hari ke-24.

Stadium;    
Lebah Ratu;     Lebah Jantan;      Lebah Pekerja
Telur
                3                                     3                            3
Larva                
4-9                               4-9                        4-9
Pupa             
  10-15                           10-23                   10-20
Dewasa           
 16                                     24                        21

Keterangan: Lama waktu dalam hari.
Sumber: Lebah Madu, Cara Beternak & Pemanfaatan (Penyusun Pusat Perlebahan Apiari Pramuka, Penerbit Penebar Swadaya 2003).

4. Komunikasi Lebah

Sebagai makhluk hidup, lebah madu memiliki cara komunikasi tersendiri. Pertama, Komunikasi Lewat Feromon. Cara komunikasi lewat foremon merupakan cara yang paling dominan yang dilakukan lebah madu. Feromon adalah senyawa kimia yang dihasilkan lebah ratu dari kelenjar hipofarink yang membawa informasi-informasi tentang kegiatan yang baru dilakukan anggota koloni sesuai keadaan yang sedang ataupun siap dihadapi. Feromon dihasilkan secara internal, tetapi bekerja eksternal untuk menginduksi reaksi-reaksi yang mengubah tingkah laku individu dalam spesies yang sama.
Penyebaran feromon dalam satu koloni lebah bisa berlangsung melalui kontak tubuh, makanan atau udara sekitar sarang. Perpindahan feromon dari lebah ratu ke lebah pekerja berlangsung saat lebah pekerja mengibaskan antena ke tubuh ratu. Di dalam sarang, feromon siap mengatur aktivitas lebah-lebah pekerja seperti memberi makan ke anggota koloni, membuang lebah yang mati, memberi tanda bahaya dan mengenal sesama anggota koloni. Di luar sarang, feromon sebagai daya tarik seksual untuk merangsang lebah-lebah jantan agar bisa mendekati dan mengawini ratu-ratu perawan atau sebagai kompas penuntun koloni bila sedang migrasi.
Kedua, Komunikasi Lewat Tarian. Lebah pekerja lebih efektif dan efisien mencari nectar bunga atau sumber pakan dengan mengandalkan bantuan lebah pekerja pemandu lewat tari keliling (round dance). Saat seekor lebah pemandu (scout) mendapat sari bunga, ia sering menari di depan sarangnya sebagai kode memberi tahu lokasi sari bunga ke semua rekan.
Dengan bantuan radar, para ilmuwan berhasil menjawab pertanyaan kontroversial seputar tujuan lebah menarikan tarian-tarian aneh dan mengibaskan tubuh. Tarian lenggak-lenggok yang populer itu berisi informasi tentang lokasi nektar (sari bunga), seperti yang diduga sejak tahun 1960-an. Awalnya, saat teori itu terungkap, terdapat banyak tanggapan skeptis sebagai akibat langsung dari ketidakyakinan mereka akan lebah yang bisa memahami pesan secara kompleks.
Para peternak lebah sudah sejak lama bertanya-tanya apa tujuan tarian itu, mengapa lebah menunjukkan tarian misterius di hadapan sarangnya sesaat setelah pulang mencari nektar. Biasanya, sebelum memasuki sarang, seekor lebah pembawa nektar melakukan gerakan dalam delapan tarian seperti mengibaskan perut kala menari, di tengah kerumunan lebah lain. Kibasan dan tarian tersebut dilakukan dalam pola berbeda dan terorganisir. Bagi seorang Karl Von Frisch, ahli hewan dan pemenang nobel, sudah pernah melakukan pengamatan agak detail pada tahun 1960-an. Frisch menyatakan, lebah sedang berjuang menyampaikan serangkaian instruksi tentang upaya menemukan sumber sari bunga saat menari.

B. Nektar Bunga

Lebah suka mengumpulkan tepung sari tertentu karena ada kandungan gula. Makin banyak nektar mengandung gula, makin senang lebah mengunjungi jenis bunga tersebut. Nektar yang hanya mengandung kurang dari 4% gula, justru tidak menarik dihinggapi.
Lebah juga mengunjungi jenis bunga tertentu, dan aktivitas tersebut membantu keberhasilan pembuahan tanaman. Di daerah tropis, curah hujan menentukan pertumbuhan tanaman. Curah hujan dan kelembaban udara mempengaruhi hasil nektar. Pada musim hujan, hasil nektar baik karena tanaman pakan lebah berbunga lebat. Bunga mengeluarkan nektar hanya pada cuaca sejuk agar sering dilihat lebah mencari madu pada pagi atau sore hari. Aktivitas siang hari yang panas tidak dilakukan untuk mencari nektar karena bunga hanya sedikit mengeluarkan nektar, dan lebah sibuk mencari air guna menyejukkan sarang.
Berikut ragam tumbuhan atau tanaman di Indonesia yang sering dikunjungi lebah; adas, albasia, apel, aren, asam, besaran, blingo, belimbing, bunga aster, bunga matahari, crème, delima, jagung, jambu air, jambu biji, jambu bol, jengkol, jukut lamuran, jukut riut, kacang tanah, kapuk randu, karet, kedelai, kelengkeng, kelor, kemangi, kembang penganting, kemuning, kecunung, kesambi, ketumbar, kopi, lamtoro, leci, markisa, mundu, namnam, nanas, oleander, orang-aring, padri, pala, pacar air, paci-paci, petai, pisang, rambutan, rengas, sagu, salak, salam, sawo kecik, sawo manila, semangka, sembung, sirsak, tembakau, teh, mentimun, waru, wijen dan wortel. (B. Sarwono, 2001).

C. Awal Terjadi Madu

Madu merupakan zat manis alami yang dihasilkan lebah dengan bahan baku nektar bunga, sumber energi dan bahan yang diubah menjadi lemak dan glikogen. Nektar sendiri merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan kelenjar tanaman dalam bentuk larutan gula. Lebah madu memperoleh sebagian energi dari karbohidrat dalam bentuk gula. Perubahan nektar jadi madu dimulai ketika lebah pekerja membawa nektar ke sarang. Nektar yang berhasil dibawa pulang, diberikan kepada lebah pekerja lain untuk dicampur dengan air liur di mulut dan dihilangkan airnya untuk mencegah peragian. Lebah pekerja mengunyah sambil menambah diastase dan invertase, bahan tadi diproses menjadi madu.
Bentuk madu berupa cairan kental berwarna bening atau kuning pucat sampai coklat kekuningan. Rasanya khas; manis dengan aroma enak dan segar. Jika dipanaskan, aromanya jadi lebih kuat tanpa berubah bentuk. Madu yang baik adalah madu yang memenuhi Standar Internasional. Madu memiliki kandungan-kandungan terpenting bagi kesehatan tubuh manusia.

Tabel 1. Kandungan Madu.

No. Kandungan madu*)         Bobot kandungan
1.      Energi                                          294 kalori
2.      Karbohidrat                              9,5 gr
3.     Air                                                   24 gr
4.     Fosfor                                          16 mg
5.     Kalsium                                         5 mg
6.    Vitamin C                                       4 mg

Keterangan : *) dalam 100 gram madu
Sumber : Perum Perhutani Unit II, 1986

Dalam madu juga terdapat substan-substan mineral; Natrium, Magnesium, Besi dan Kalium. Juga ada vitamin-vitamin dan hormon yang berguna untuk proses metabolisme tubuh. Sebetulnya, khasiat madu sangat berkaitan dengan kandungan gulanya yang tinggi; fruktosa 41%, glukosa 35%, sukrosa 1,9% dan kandungan lain seperti tepung sari ditambah aneka enzim pencernaan, lalu ada vitamin A, vitamin B1, vitamin B2 dan antibiotika. Madu bermanfaat madu untuk menggantikan antibiotika bagi pasien pengidap kanker, obat rematik dan menyembuhkan efek sampingan suatu obat.

E. Penggunaan Madu Dalam Peradaban Kuno

Sebagai produk organik yang dihasilkan lebah madu, sudah digunakan sejak zaman purba sebagai salah satu bahan pemanis. Peradaban kuno menganggap madu sebagai makanan dewa karena bisa membuat manusia berumur panjang. Orang-orang Mesir, Yunani dan Romawi kuno menggunakan madu untuk kue, minuman dan bumbu daging (B. Sarwono, 2001).
Pengobatan dengan madu sudah dikenal orang Mesir kuno sejak 2.600 SM. Madu dimanfaatkan sebagai salep antiseptik untuk mengobati luka oleh bangsa Yunani, Romawi, Assyria, India dan Cina kuno. Bangsa Jerman memakai madu saat PD II. Kaum perempuan di Mesir, Yunani dan Rusia memanfaatkan madu untuk memelihara kecantikan kulit wajah agar cantik, bersih, menghilangkan noda dan bintik-bintik hitam, serta mencegah keriput.
Para Firaun Mesir kuno yang dikuburkan di Piramida, dibekali madu mentah sebagai bekal di alam baka. Bahkan para filsuf Yunani merekomendasikan madu untuk memperpanjang umur. Pun banyak atlet juara olimpiade kuno dan para pahlawan olimpiade modern mengandalkan serbuk sari sebagai sumber stamina (Pak Oles, Manggala, 6-12/6/2001).
Pada zaman Mesir kuno, Yunani kuno dan Indian kuno, selain sebagai pengawet daging, madu juga digunakan untuk mengawetkan jenazah seperti mumi fir'aun. Sebelum disemayamkan, jenazah direndam beberapa hari di dalam larutan madu. Selain itu, ditemukan juga seorang bayi anak raja Mesir yang diawetkan dalam sebuah kontainer penuh madu dalam salah satu piramid di Gizeh. Bangsa Yahudi juga menggunakan madu untuk mengawetkan orang-orang yang mereka hormati.
Semua fakta yang tersebut di atas sebagai bukti bahwa madu mengandung zat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri pathogen sehingga berfungsi baik dalam pengawetan. Selain madu, poduk lebah seperti propolis juga digunakan sebagai obat sejak abad ke-12. Orang Yunani dan Romawi menggunakan propolis untuk mengobati luka lebam pada tubuh akibat perang. Begitu juga dengan bangsa Yunani, menganggap madu sebagai hadiah paling berharga yang diberikan alam kepada manusia.
Sebagai sumber energi, madu sudah dirasakan Raja Farouk dari Mesir. Sang raja mampu “membagi waktu” secara adil dan merata bagi 400 orang selir yang ditampung dalam sebuah Harem. Caranya, setiap pagi minum beberapa seloki madu. Sementara Raja Solon yang berkuasa di Kerajaan Atena, Yunani pada tahun 638-558 SM, secara khusus menganjurkan kepada rakyatnya agar memelihara lebah guna membangun ekonomi negara. (Drs Ketut Patra, Kompas, 5 Oktober 1978).

F. Madu Dalam Literatur Kuno

Sejarah lebah madu, sudah ditulis sejak ratusan tahun sebelum masehi; Aristoteles (342 tahun SM ), Cato (200 tahun SM), Varro (100 tahun SM), Virgil (50 tahun SM), Collumella (60 tahun SM) dan abad baru ditandai dengan penerbitan buku ’’De Animalibus Insectis Libri Sertem’’ oleh Ulysse Aldrovandi (1602). Buku itu menceritakan penduduk asli di Cumana yang terbiasa makan tempayak lebah, dan abu lebah digunakan untuk mempercepat pertumbuhan jenggot.
Buku lainnya yang terbit di Inggris ditulis Thomas Hill berjudul ‘’The Arts of Gardening’’ (1574). Memasuki abad ke-18, banyak karangan baru yang diterbitkan. Pada abad ke-19, karangan tentang ternak lebah modern kian meluas di seluruh dunia terutama di negara barat, dan bahkan sejak awal abad ke-20 tak terhitung jumlah penerbit yang membahas masalah perlebahan di dunia.
Masyarakat Mesir dan Yunani kuno menggunakan madu untuk berbagai keperluan. Dalam sebuah dokumen Mesir kuno yang ditulis sekitar tahun 2600-2200 SM di atas papyrus menyatakan, madu merupakan bahan utama penyembuh luka. Sebuah catatan tahun 1553-1550 SM juga menulis, selain diresepkan sebagai penyembuh luka, madu juga bermanfaat untuk melancarkan saluran pencernaan dan meredakan nyeri pada perut.
Pythagoras sebagai ahli ilmu pasti mencapai usia 90 tahun karena selalu minum madu. Pelopor pengembangan teori atom, Democritus selalu mencampurkan madu dalam makanan sehingga dapat hidup lebih dari 100 tahun. Democritus membuka resep awet muda yaitu rutin minum madu setiap hari dan menggosokkan kulitnya dengan minyak.
Penyair Romawi terkenal, Ovidius menyarankan agar setiap orang selalu minum madu dan susu supaya tetap bugar dan sehat. Aristoteles (bapak Ilmu Pengetahuan Alam) berpendapat yang sama bahwa madu mempertinggi kesehatan manusia dan memperpanjang umur. Begitu juga Pollius Romillius (senator Romawi), Pliny (pengarang sejarah alam semesta) dan Dioscorides (ilmuwan Yunani) melalui lukisan mereka dinyatakan, madu sangat mujarab untuk pengobatan penyakit usus dan luka-luka infeksi (Pak Oles, Koran Pak Oles, Edisi 112, 2006).
Sebuah catatan tertulis menyatakan, prajurit Roma membawa kue kering yang terbuat dari bee pollen, madu dan biji padi-padian sebagai ransum saat dalam perjalanan. Analis kimia modern membuktikan, bee pollen mengandung nutrisi yang cukup untuk memperpanjang usia dan menjaga tubuh dalam kondisi prima.
Bapak kesehatan modern Hippocrates (460-370 SM) juga menganjurkan bee pollen dan propolis sebagai obat untuk meningkatkan kualitas kesehatan. “Jadikanlah madu sebagai obatmu dan obatmu sebagai makanan,” ungkap Hippocrates yang hidup hingga usia 107 tahun. Pada masa itu, madu sering dipakai untuk menambah tenaga karena kandungan kalorinya yang tinggi. Hippocrates membuat resep yang disebut oxymel; campuran antara vinegar atau cuka dengan madu untuk pengobatan nyeri atau sakit. Resep lain; hydromel yaitu campuran air dan madu untuk pelepas dahaga dan pengobatan demam ringan. Untuk pengobatan demam akut, Hippocrates membuat ramuan yang terdiri dari campuran madu, air dan berbagai tumbuhan obat (dr Adji Suranto, SpA, 2005).
Pada abad pertengahan, ilmuwan muslim Arab yang cukup tersohor Ibnu Sina alias Avicenna (980-1037 M) menuliskan dalam sebuah dokumen kuno, ‘’Madu dapat membantu penyembuhan ketika kita terserang pilek, dapat membuat kita merasa lebih gembira, merasa sehat, melancarkan pencernaan, mengobati masuk angin, dan membuat rasa masakan menjadi lebih enak. Madu adalah cairan untuk menjaga tubuh agar tetap terlihat muda dan segar, memperbaiki daya ingat, dan meningkatkan kecerdasan’’.
Ibnu Sina juga menulis, madu berkhasiat amat manjur untuk mengobati kulit yang terinfeksi. Madu sering digunakan untuk penyembuhan segala jenis luka. Menurut Ibnu Sina, madu dapat memperpanjang umur dan memelihara kemampuan bekerja di hari tua. Ia menganjurkan agar orang yang berusia 45 tahun ke atas harus minum madu teratur bersama buah-buahan berdaging keras yang banyak mengandung minyak.

G. Madu Dalam Kitab Suci

Literatur madu sebagai obat dan makanan selain tertera pada sejumlah naskah kuno, juga tertuang dalam ayat-ayat Alqur’an, Kitab Suci Perjanjian Lama dan Baru, Taurat, Kitab Weda dan mitologi Hindu.

Al Qur’an
Madu merupakan obat sekaligus satu-satunya suplemen yang direkomendasikan Al Qur'an seperti yang tertera pada surat An Nahl (16) ayat 68-69: ‘’Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan".
Sebuah kupasan menarik tentang lebah disampaikan Prof Dr Quraish Shihab dalam bukunya Membumikan Al Qur’an. "... Maka pengantar uraian peristiwa Isra' adalah surat yang dinamai Tuhan dengan sebutan Al-Nahl, yang berarti lebah. Mengapa lebah? Karena makhluk ini memiliki banyak keajaiban. Keajaibannya itu bukan hanya terlihat pada jenisnya, yang jantan dan betina, tetapi juga jenis yang bukan jantan dan bukan betina. Keajaibannya juga tidak hanya terlihat pada sarang-sarangnya yang tersusun dalam bentuk lubang-lubang yang sama bersegi enam dan diselubungi oleh selaput yang sangat halus menghalangi udara atau bakteri menyusup ke dalamnya, juga tidak hanya terletak pada khasiat madu yang dihasilkannya, yang menjadi makanan dan obat bagi sekian banyak penyakit. Keajaiban lebah mencakup itu semua, dan mencakup pula sistem kehidupannya yang penuh disiplin dan dedikasi di bawah pimpinan seekor "ratu".
Lebah dipilih Tuhan untuk menggambarkan keajaiban ciptaan-Nya agar menjadi pengantar keajaiban perbuatan-Nya dalam peristiwa Isra' dan Mi'raj. Lebah juga dipilih sebagai pengantar bagi bagian yang menjelaskan manusia seutuhnya. Karena manusia seutuhnya, manusia mukmin, menurut Rasul, adalah "bagaikan lebah, tidak makan kecuali yang baik dan indah, seperti kembang yang semerbak; tidak menghasilkan sesuatu kecuali yang baik dan berguna, seperti madu yang dihasilkan lebah itu".
Kemudian khasiat madu ditegaskan lagi dalam Hadits yang diriwayatkan Bukhari: ‘’Madu adalah penyembuh bagi semua jenis sakit dan Al Qur’an adalah penyembuh bagi semua kekusutan pikiran’’.
Filosofi lebah juga banyak mengajarkan kepada manusia tentang arti hidup. Misalnya lebah itu mencari makanan atau rejeki di tempat yang bersih seperti bunga-bunga dari pepohonan sehingga memberi manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Berbeda dengan lalat yang selalu mencari rejeki di tempat yang kotor sehingga menimbulkan berbagai penyakit kepada manusia.

Alkitab
Kitab Perjanjian Lama memiliki banyak referensi tentang madu sebagai lambang semua berkat Allah yang berlimpah, menyenangkan dan dirindukan. Kitab Keluaran menggambarkan Tanah Perjanjian sebagai “suatu negeri yang berlimpah-limpah madu” (Kel 33:3). “Sebab Tuhan, Allahmu membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik…suatu negeri dengan …madunya…di mana engkau tidak akan kekurangan apapun. (Ulangan 8:7-9)
Dalam Mazmur, ada kutipan, “Tetapi umat-Ku akan kuberi makan gandum yang terbaik dengan madu dari gunung batu, Aku akan mengenyangkannya.” (Mazmur 81:17) dan Amsal berkata, ‘’Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang.’’ (Amsal 16:24). “Anakku, makanlah madu, sebab itu baik; dan tetesan madu manis untuk langit-langit mulutmu.” (Amsal 24:13).
Pada zaman Israel kuno, madu merupakan sumber gula utama alami yang dipakai untuk memanggang, membuat minuman dan pemanis makanan. Selama ribuan tahun, mereka menyajikan madu sebagai suatu cara menghormati tamu. Biasanya disajikan setelah akhir menu utama di malam hari.
Sedemikian pentingnya madu dalam tradisi Yahudi sehingga sebagian sarjana percaya suatu pengecualian dibuat untuknya dalam hukum makanan: serangga dan produk serangga biasanya dianggap tidak bersih, tapi madu adalah kosher (Halalnya orang Yahudi –Red). Dalam Perjanjian Baru, sosok Yohanes Pembaptis dilukiskan sebagai pria yang memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan. (Mat 3:4, Markus 1: 6). Madu mengandung protein yang tinggi sehingga kerap dikonsumsi para pertapa di hutan sebagai suplemen dan sumber energi.
Bahkan di Timur Tengah disebut honey cream, --seperempat hingga setengah cup madu ditambahkan ke dalam 1 pint yogurt plain, sour cream atau heavy cream. Biasanya, madu dan yogurt (sour cream atau heavy cream) ditaruh dalam mangkuk di atas meja dan setiap tamu mencampur honey cream sendiri untuk dicicipi. Di malam yang dingin, yogurt atau krim dipanaskan. Pada musim panas, yogurt didinginkan di bagian terdingin dari lemas es (Benny Hin, 2006).

Weda
Dalam Kitab Suci Weda tertulis: ‘’Hidup manusia akan diperpanjang dan diawetkan jika dalam makanannya sehari-hari selalu ada madu...,’’ Dalam ajaran agama Buddha ada 5 jenis obat yang bisa dikonsumsi para bhikku setelah makan siang, salah satunya adalah madu. Selama 3 bulan para bhikku dan bhikkuni yang meditasi tidak konsumsi apapun kecuali madu. Seperti yang disebutkan dalam Vinaya Pitaka, ‘’Beberapa jenis obat yang dipakai oleh bhikku yang sakit adalah ... madu’’ (Mahavagga VI.208 15-10).

Mitologi Hindu
Dalam mitologi Hindu terdapat penghargaan yang tinggi terhadap serangga penghasil madu. Lebah menempati kedudukan sangat terhormat dan dilambangkan sebagai perwujudan Dewa Wisnu yang sedang hinggap di atas bunga teratai (padma) guna memberi kehidupan dan kemakmuran kepada seluruh makhluk di mayapada.
Menurut Hinduisme, Wisnu adalah sebutan Tuhan, dalam fungsinya sebagai Pelindung dan Pemelihara dengan segala kasih sayang-Nya. Sedangkan bunga teratai adalah lambang keharmonisan alam, kesucian dan kedamaian abadi. (Drs Ketut Patra, Kompas, 5/10/1978).

BABII: JENIS-JENIS LEBAH MADU

OLEH: BENY ULEANDER
Lebah termasuk kelompok serangga bangsa atau ordo Hymenoptera (sayap bening) yang membesarkan sayapnya dengan serbuk sari dan madu. Bangsa lebah beranggotakan 12.000 spesies. Selain suku Apidae yang hidup berkoloni, ragam jenis serangga umumnya hidup soliter. Lebah madu termasuk serangga sosial yang hidup berkoloni dan memiliki beragam sebutan. Di Jawa disebut tawon gung dan gambreng, di Sumatera Barat disebut labah gadang, gantuang, kabau, jawi dan sebagainya. Di Tapanuli disebut harinuan, di Kalimantan dan suku Belu (tetum terik) di Timor disebut wani dan di Tataran Sunda lebih dikenal dengan sebutan tawon odeng.
Dalam dunia hewan, lebah madu memiliki sistematika tersendiri dalam hal kerajaan (Animalia), Filum (arthropoda), kelas (Insecta) atau serangga), ordo (Hymenoptera), subordo (Clistogastra), super famili (Apoidea) dengan famili Bombidae (lebah biasa), Meliponidae (lebah madu tanpa sengat) dan Apidae (lebah madu). Sistematika lain berupa genus (Apis) dengan spesies Apis Andreniformis, Apis Cerana, Apis Dorsata, Apis Florae, Apis Koschevnikovi, Apis Laboriosa, Apis Mellifera. Famili Bombidae sangat sedikit menghasilkan madu, namun berperan penting sebagai penyerbuk tumbuh-tumbuhan.
Famili Melinopedae termasuk jenis lebah yang tidak bersengat dan rendah produksi madu. Famili Apidae merupakan jenis lebah penghasil madu sejati. Lebah madu dari genus Apis sebagai penghasil madu dan lilin. Jenis unggul yang sering dibudidayakan adalah jenis Apis Mellifera dari Eropa, Apis Dorsata dan Apis Indica atau Apis Cerana dari Asia (Lebah Madu, Cara Beternak & Pemanfaatan, 2003).

A. Lebah Madu Berdasarkan Jenis

Lebah madu terdiri dari beberapa jenis atau spesies dengan ciri fisik yang saling berbeda: Apis dorsata (lebah hutan). Di Sunda disebut odeng dan orang Jawa (tawon gung), Apis Mellifera (lebah Australia), Apis Florea (memiliki ukuran tubuh paling kecil).
Apis Indica atau Apis Cerana (lebah lokal). Tersebar di negara-negara Asia seperti Jepang, India dan Korea. Di Sunda disebut nyiruan dan orang Jawa menamakan tawon. Apis Laboriosa, ukuran tubuhnya sangat besar yang bisa dijumpai di daerah pegunungan Himalaya.
Sesuai daerah penyebaran, lebah madu terbagi atas empat jenis. Pertama; Apis Cerana (Apis Indica). Jenis ini diduga berasal dari daratan Asia, dan menyebar hingga Afganistan, Cina, India, Korea dan Jepang. Kedua; Apis Mellifera (lebah Australia), banyak dijumpai di daratan Eropa seperti Perancis, Yunani, Italia dan sekitar Mediterania.
Ketiga; Apis Dorsata, memiliki ukuran tubuh paling besar dengan daerah penyebaran sekitar wilayah sub tropis dan tropis di Asia seperti Indonesia (dari Sumatera sampai Papua), Filipina dan sekitarnya.
Keempat; Apis Florea merupakan spesies terkecil tersebar mulai dari Timur Tengah, India sampai Indonesia. Di Indonesia orang menyebutnya dengan tawon klanceng. Kelima; Apis Adonsonii atau Apis Unicolor tersebar luas di benua Afrika, bagian utara Gurun Sahara sampai Semenanjung Afrika di selatan, dan pantai barat hingga pantai Timur Afrika.

B. Klasifikasi Lebah Berdasarkan Sengatan

Ada lebah madu yang memiliki sengat mematikan dan ada yang tidak bisa menyengat. Lebah madu yang memiliki sengat seperti spesies Apis Dorsata, Apis Cerana, Apis Mellifera, Apis Unicolor.
Lebah madu tidak bersengat (tergolong Famili Melinopedae) disebut stingless honeybee dan dengan genus Trigona sp dan Melipona. Trigona sp dijumpai di negara tropis seperti Malaysia, Filipina dan Indonesia, termasuk Australia. Trigona menghasilkan madu yang rasanya asam. Orang Jawa disebut madu lancing dan orang Sunda menyebutnya teuweul.

E. Lebah Yang Bisa Dibudidaya

Apis Koschevn ikovi

Lebah koschevn ikovi merupakan spesies yang baru dikenal beberapa ilmuwan. Jenis ini banyak terdapat di Pulau Kalimantan dan Sumatera bagian barat. Ciri-ciri yang paling menonjol dibanding Apis Cerana adalah warnanya merah di sebagian besar Apis koschevn ikovi dan ukuran tubuhnya sedikit lebih besar. Menurut beberapa peternak lebah di Kalimantan Selatan, lebah Apis koschevn ikovi lebih produktif dibandingkan Apis cerana.

Apis Mellifera
Lebah madu Apis mellifera merupakan jenis lebah hutan yang dibudidayakan hampir di semua negara termasuk Indonesia. Lebah ini banyak terdapat di Eropa seperti Perancis, Yunani, Spanyol dan Yugoslavia. Di Negara-negara tersebut, lebah yang utama dibudidayakan yaitu Apis Mellifera (lebah hitam atau lebah coklat Eropa), Apis mellifera ligustica (lebah kuning Italia), apis mellifera carnica (lebah kelabu carniola).
Dari jenis lebah ini segera padat dibuat jalur baru untuk daerah berlingkungan dan beriklim berbeda dari tempat aslinya (Eropa). Di daerah yang beriklim dingin atau berelevasi tinggi, lebah ini tidak terlalu agresif dan kurang suka bermigrasi tetapi peka terhadap penyakit terutama parasit tungau Varrao.
Di Indonesia, Apis Mellifera merupakan lebah impor yang didatangkan pada tahun 1972. Sebanyak 25 koloni Apis Mellifera disumbangkan oleh Australian Freedom Fro Hunger Campaign Committee (AFFHC) kepada pusat perlebahan Apiari Pramuka sekaligus sebagai cikal bakal pengembangan lebah modern di Indonesia. Lebah yang dikembangkan di Australia (NSW) ada tiga sub spesies, yaitu lebah Italia (Apis Mellifera Ligustica), Kaukasia (Apis Mellifera Caucasia) dan Carniola (Apis Mellifera Carnica).
Lebah ini dikenal sebagai lebah yang cukup rakus dengan nectar (makanan). Karena itu tidak mengherankan lebah ini cara pembudidayaannya dilakukan secara diangon (Dipindah dari satu tempat ke tempat lain –Red). Misalnya, saat musim randu di Jawa Tengah, sarang lebah jenis ini dipindahkan ke Jawa Tengah dan saat musim bunga merah di Jawa Barat, sarang lebah dipindahkan ke Jawa Barat agar lebah tetap berproduksi.
Biasanya Apis Mellifera dikembangkan petani-petani golongan menengah ke atas karena perlu disiapkan truk pengangkutan dan fasilitas pendukung lain. Produksi madu jenis Apis Mellifera dikenal cukup tinggi antara 25-35 kg per koloni dalam setahun. Sifat lebah ini agak jinak dan tidak mudah kabur.
Karena sifatnya diangon, madu yang dihasilkan lebah ini berasal dari satu bunga (monoflora). Misalnya madu randu, madu klengkeng, madu calliandra (kaliandra) yang banyak dibudidayakan di pulau Jawa, dan bisa dikembangkan di daerah tropis seperti Indonesia. Di Nusa Tenggara Barat (NTB), Apis Mellifera kecil kemungkinan dikembangkan karena tidak banyak kebun budidaya yang luas dan belum ada perusahaan yang siap menampung produksi madunya.
Secara alami, Apis Mellifera dibedakan atas lima sub species. Pertama, Apis Mellifera Lehzeni (lebah madu Skandinavia ini ada di Jerman Utara) dengan badan berwarna hijau, variasi kuning atau jingga di bagian perut. Kedua, Apis Mellifera Corniola (Lebah ini terkenal sebagai penghasil madu yang produktif di Amerika Serikat, tetapi kerap berpindah-pindah tempat. Indonesia pernah mengembangkan di KUD Batu Malang, Jawa Timur dengan badan berwarna hitam, cincin berwarna di perut dan warna rambut perut agak muda.
Ketiga, Apis Mellifera Caucasia dengan warna badan gelap dan sifat halus. Juga ada yang berwarna oranye di bagian perut. Keempat, Apis mellifera ligusta atau biasa disebut lebah madu Italia. Warna tubuh cukup variatif dari coklat gelap sampai kuning hitam yang ditutupi rambut badan berwarna merah. Warna lebah ratu merah kuning lebih kecoklatan. Lebah jantan, lebih muda dan sifatnya sangat aktif. Lebah ini tidak mudah hijrah bila ruangan sarang cukup luas, dan sangat produktif menghasilkan madu, royal jelly, propolis, racun lebah, lilin dan pollen. Lebah ini diternak orang dengan sarang berbingkai yang mudah diangkat dan dipindahkan.
Kelima, Apis Mellifera dikenal sebagai lebah madu Belanda yang hidup di Belanda dan Perancis dengan warna tubuh gelap. Di Belanda, lebah ini suka berpindah-pindah sehingga produksi madu terkategori sedang. Di Perancis, banyak menghasilkan madu namun sukar dikontrol.

Apis Cerana

Apis Cerana atau Apis Indica merupakan lebah madu asli Asia yang menyebar dari Afganistan, Cina sampai Jepang dan sudah berabad-abad diternak di wilayah Asia termasuk Indonesia sebagai lebah yang jinak. Dalam bahasa daerah, Apis Cerana disebut tawon laler, tawon madu atau tawon unduhan (Jawa), nyiruan (Sunda), madu lobang (Palembang), lebah lalat, lebah madu. Lebah ini memiliki daya adaptasi terhadap kondisi iklim, produktif dan tidak ganas sehingga akrab dengan masyarakat pedesaan.
Selain bersarang di rumah-rumah, juga dipelihara secara tradisional dengan gelodok dari batang kelapa atau randu sebagai wadah empuk membuat koloni dan gampang dipanen 5-10 kg per koloni per tahun. Pemeliharaan secara modern dalam stup (kotak lebah) bisa berpindah-pindah. Ciri-cirinya, lebih kecil dari Apis Mellifera dan dalam satu koloni bisa berkembang 10 ribu ekor. Setiap koloni terdiri dari beberapa ratus ekor lebah jantan, 20.000 sampai 40.000 ekor lebah pekerja, dan seekor lebah ratu. Pada sebuah pengamatan di India, untuk mengumpulkan pakan, hanya terbang sejauh 600-700 meter dari sarang dengan kegiatan terhenti total setelah pukul 15.00.
Sesuai dengan kondisi geografis dan iklim di Indonesia, lebah berpotensi untuk dikembangkan terutama oleh kalangan petani. Namun para petani sulit memiliki bibit dan minimnya sumber pakan dan belum ada ukuran standar stup. Hanya lebah jenis Apis Cerana lebih tahan dibanding Apis Mellifera. Pakan Apis Mellifera harus tetap tersedia, agar koloninya tidak mudah mati. Berbeda dengan pakan Apis Cerana yang masih bisa dicari. Jika stop bibit dengan kwalitas koloni yang baik, rencananya para petani bisa memanen madu dalam jumlah yang banyak.
Di India, lebah madu ini dibedakan atas dua sub species; Apis Indica Gandhiana yang hidup di daerah pegunungan tinggi dan Apis Indica yang hidup di dataran rendah. Khusus yang di dataran rendah masih terdapat varietas; Apis Indica Pironi dengan warna agak kehitaman, dan Apis Indica Pisea yang berwarna hitam. Di Cina dan Jepang ada sub species Apis Indica Sinensis.

Apis Adonsonii (Apis Unicolor)

Jenis yang satu ini tersebar luas di benua Afrika, mulai dari Gurun Sahara di Utara sampai Semenanjung Afrika di Selatan, dan Pantai Barat Afrika sampai Pantai Timur Afrika. Jenis ini sudah lama dibudidayakan di Afrika karena produksi madu yang lebih banyak dibanding yang dihasilkan lebah madu Eropa. Sayangnya, dari segi sifat sangat agresif, sukar dikelola dan suka mempertahankan sarang.
Lebah madu Afrika dibawa ke Brasil pada tahun 1956 untuk dikembangkan dengan madu Eropa. Secara tak sengaja, lebah ratu yang telah dibuahi terlepas bersama lebah pekerja lalu berkembang biak menjadi ribuan koloni liar dan buas.
Lebah madu Afrika terbagi dalam 4 sub spesies. Pertama, Apis Unicolor Fasciata yang ada di Mesir. Badan berpita kuning kemerahan. Bagian gembung dan bulu mengkilap seperti perak. Kedua, Apis Unicolor Fresei yang banyak berkembang di daerah pegunungan tinggi Afrika dengan warna hitam. Ketiga, Apis Unicolor Intermissa di Tunisia, Malta dan Afrika Utara. Sudah mulai dikembangkan di Afrika Selatan dengan warna hitam berpita dan bulu abu-abu di gembung. Keempat, Apis Unicolor di Madagaskar dengan warna hitam tanpa garis-garis dan berbulu kelabu.

Apis Trigona sp (Lebah Klenceng)

Lebah klenceng (Apis Trigona) merupakan jenis lebah madu yang paling banyak dipelihara secara tradisional oleh masyarakat pedesaan sekitar kawasan hutan se-Indonesia. Lebah ini tidak memiliki sengat dan tidak ganas. Ukurannya sangat kecil dengan fungsi sebagai penyerbuk bunga-bunga kecil. Dalam bahasa Jawa, Apis Trigona disebut malam klanceng atau lonceng, teuweul (Sunda), gala-gala (lilin lebah).
Umumnya lebah madu Apis indica dan klenceng trigona sp dipelihara secara tradisional dengan gelodok yang pembuatannya meniru rumah-rumah lebah yang ada di ronga-ronga batang pohon besar atau gua yang terlindung dari terik matahari dan hujan. Rumah tiruan dibuat dari batang kelapa (pucuk), kayu randu (kapuk), kayu pucung atau batang pohon lain yang berkayu lunak.
Secara alami, serangga trigona sp membuat sarang di lubang-lubang pohon, celah-celah dinding dan lubang bambu di dalam rumah yang agak gelap. Untuk keamanan, tempat keluar masuk berbentuk lubang kecil sepanjang 1 cm yang diselimuti zat perekat. Sarang tersusun atas beberapa bagian buat menyimpan madu, tepung sari, tempat bertelur dan tempat larva. Di bagian tengah ada karangan bola berisi telur, tempayak dan kepompong. Di bagian sudut ada bola-bola kehitaman sebagai penyimpan madu dan tepung sari.
Lebah ini menghasilkan madu dan lilin yang diproduksi sangat kecil, rasanya asam dan sering dipakai untuk obat sariawan. Sedangkan lilinnya dipakai untuk membatik. Lebah pekerjanya berwarna hitam, berkepala besar dan berahang tajam untuk menggigit musuh bila diganggu. Perut lebah ratu sangat besar dengan sayap pendek. Ukurannya sebesar 3-4 kali lebah pekerja. Karena sangat gemuk dan tidak pandai terbang, lebah ini tidak suka berpindah-pindah tempat kecuali bila sarangnya terlampau tua dan buruk atau lilinnya keras.

F. Lebah Yang Belum Bisa Dibudidaya

Apis Dorsata
Lebah madu Apis dorsata dalam bahasa daerah disebut tawon gung (Jawa), tawon odeng atau lebah gadang (Sunda), madu sialang (Palembang), manye atau muanyi (Kalimatan Barat) dan orang Inggris menyebutnya “dian honey bee”. Dalam bahasa Indonesia disebut lebah hutan atau lebah raksasa. Mau dan lilin yang dihasilkannya merupakan produk unggulan. Panjang lebah pekerja Apis dorsata sekitar 1,9 cm. Lebah jenis ini dikenal memiliki sifat yang cukup ganas dan tak segan-segan menyerang musuhnya secara berkawanan bila diusik. Sifatnya liar dan galak. Jenis lebah ini berkembang hanya di kawasan sub tropis dan tropis Asia, seperti Indonesia, Filipina, India dan Nepal.
Apis Dorsata adalah jenis lebah hutan Asia yang paling produktif menghasilkan madu. Lebah ini membuat sarang dengan hanya satu sisi dan menggantung pada dahan atau ranting pohon langit-langit terbuka bisa setinggi 30 m, juga pada tebing-tebing atau jurang terjal bebatuan. Habitat seperti ini membuat para ilmuwan mengalami kesulitan dan bahkan sampai sekarang belum berhasil membudidayakan Apis Dorsata dalam stup (kotak koloni). Sudah banyak percobaan dilakukan dalam rangka membudidayakan Apis Dorsata, namun belum membuahkan hasil.
Menurut Dr Ir Erwan MSi dari Fakultas Peternakan Universitas Mataram, NTB, lebah jenis ini banyak dijumpai di hutan Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sumba (NTT), Deli, Bengkulu atau Lampung (Sumatera Utara/Selatan) yang selama ini memang dikenal pula sebagai daerah penghasil madu Apis Dorsata yang terbesar dan bermutu prima. Sisiran sarang Apis Dorsata dapat mencapai 2 x 1 meter dengan hasil madu rata-rata 10-20 kg. Kalau koloni besar mencapai 35-50 kg madu per sarang. Produksi lilin bisa mencapai 3-4 kg per koloni.
Dalam hal sumber pakan, lebah hutan bisa mengambil bermacam-macam nektar dari berbagai pohon dan bunga yang tersebar di hutan, termasuk pula berbagai tumbuhan obat yang memiliki kandungan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Sumber pakan yang beragam seperti ini disebut dengan sumber multi flora.
Dalam hal habitasi. Sarang lebah madu hutan hidup dalam alam terbuka. Sisiran sarang madu hutan terkadang bergelantungan di berbagai dahan pohon, bebatuan, tebing-tebing terjal atau gua-gua. Habitasi seperti ini membuat madu hutan agak kesulitan untuk diternakan atau dibudidayakan.
Dalam hal kadar air. Lebah hutan yang hidup di alam bebas memiliki kadar air yang lebih tinggi, sekitar 24 sampai 28%. Penyebabnya adalah sarang lebah hutan berada dalam ruang terbuka, sehingga langsung terpengaruh iklim. Madu hutan merupakan produk organik, karena ia dipanen langsung dari hutan. Kehidupan lebah hutan sama sekali tidak ada campur tangan dari manusia, sehinga kemungkinan terkontaminasi bahan-bahan kimia sangat kecil bahkan tidak ada.
Apis Dorsata adalah jenis lebah spesial Asia karena ia tidak terdapat di luar Asia. Untuk di Indonesia, lebah hutan Apis Dorsata dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, dan Kepulauan Nusa Tenggara kecuali di Paparan Sahul. Jumlahnya diperkirakan sekitar 30.000 koloni. Untuk di Pulau Jawa, lebah dari spesies ini sudah sangat jarang ditemukan karena menipisnya hutan tropis sebagai sumber pakan utama Apis Dorsata.
Hingga kini, Apis Dorsata memiliki beberapa spesies. Namun ada dua spesies yang paling dikenal serta memiliki jumlah populasi yang besar, antara lain Apis Dorsata Been Honey yang hanya terdapat di Sulawesi dan Apis Dorsata Brescillicula yang ada di Filipina. Ciri khasnya adalah bentuk dan ukuran tubuhnya lebih besar bila dibandingkan dengan lebah-lebah lainnya. Pada bagian tubuh dan sayapnya berwarna hitam gelap dengan belang berwarna kuning.

Apis Andrenoformis
Lebah Apis andreniformis merupakan lebah madu asli Indonesia yang membangun sarangnya secara tunggal atau selembar dan menggantungkannya di tempat-tempat terbuka pada cabang pohon atau bukit batu yang terjal. Lebah madu ini dapat ditemukan di daerah pemukiman dan hutan-hutan pada ketinggian 500 m dari permukaan laut (dpl). Sampai sekarang, lebah madu ini belum berhasil dibudidayakan dan informasinya pun sangat terbatas.

Apis Florea
Ukuran tubuh lebah Apis florea paling kecil di antara lebah madu lainnya. Apis florea mulai terdapat dari Oman dan Iran di Asia Barat terus ke dataran India hingga Indonesia, tetapi tidak terdapat di utara pegunungan Himalaya. Di beberapa tempat, Apis florea dapat hidup bersama lebah lokal Apis cerana dan Apis dorsata atau dengan lemah impor Apis mellifera.
Lebah jenis ini merupakan spesies lebah madu dari marga Apis yang paling kecil ukurannya dengan panjang 0,9 cm. Satu koloni Apis florea biasanya membangun sarang tunggal satu sisiran dengan lebar lebih kurang 35 cm, tinggi 27 cm dan tebal 1,8 cm. Sisiran sarang menggantung pada sehelai daun atau melingkari dahan pohon, terkadang sarang dibangun juga pada rongga liang atau gua ataupun rongga pohon dan daerah payau. Apis florea termasuk lebih liar yang tidak dibudidayakan karena produktivitas madu dan lilin amat rendah. Produksi madu hanya sekitar 1 – 3 kg per koloni per tahun.

Apis Laboriosa
Jenis lebah ini hanya terdapat di pegunungan Himalaya pada ketinggian tempat lebih dari 1.200 m dari permukaan laut (dpl). Informasi mengenai lebah ini masih sangat terbatas.

G. Aneka Produk Lebah

Selain menghasilkan madu dari nectar bunga, lebah menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Antara lain; propolis, royal jelly, pollen (bee pollen), lilin lebah (bee wax) dan sengat lebah (bee venom). Juga lebah sangat berguna untuk proses polinasi (penyerbukan) berbagai tanaman. Menurut dr Adji Suranto, SpA, (Khasiat & Manfaat Madu Herbal, 2005), banyak tanaman yang tidak bisa melakukan penyerbukan sendiri bisa dibantu lebah.

Propolis
Propolis (lem lebah) dibuat dari getah yang dikumpulkan lebah pekerja dari pucuk-pucuk pohon dan kuncup bunga tertentu. Getah lalu diproses dalam mulut lebah sampai menghasilkan lem, --dipakai untuk meletakkan dan merekatkan gumpalan-gumpalan lilin yang siap menyempitkan lubang sarang. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada musim dingin dengan tujuan untuk lebih melindungi dan menghangatkan sarang.
Bahan dipakai sebagai perekat sarang karena sifatnya yang lentur, lekat dan kuat. Propolis berwarna coklat atau kuning kemerah-merahan dengan aroma yang khas. Bahannya mengandung senyawa organik seperti resin atau damar (45-50%), malam (20-25%), minyak yang mudah menguap (10%) dan mineral (1,5-2%). (B Sarwono, Lebah Madu, Upaya Memulai dan Mengelola Peternakan Lebah Madu secara Tepat, 2001).
Dalam dunia pengobatan, lem lebah berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah tinggi, memperlancar air seni, anti bakteri, membunuh virus influenza, anti virus dan anti tumor. Dengan susunan kimia yang sangat kompleks mengandung zat aromatik, zat wangi, flavon dan berbagai mineral. Propolis banyak digunakan dalam industri farmasi sebagai obat luka, campuran odol dan bahan anti virus. Dalam dunia industri digunakan sebagai plester dan lak.

Royal Jelly

Royal jelly atau sari madu merupakan cairan putih berupa jeli atau krim susu dengan rasa asam. Royal Jelly jadi makanan larva lebah dan lebah ratu sehari-hari yang memacu ratu lebah untuk bisa bertelur setiap hari 1000- 1.500 butir telur sepanjang hidup, --bisa hidup 6-7 tahun. Sedangkan lebah biasa hanya bisa hidup kurang lebih tiga bulan.
Produk madu yang memiliki nilai ekonomi paling tinggi adalah royal jelly (susu ratu). Satu kilogram royal jelly harganya bisa Rp 1,5 juta, dan terkategori termahal dibanding 1 kg madu yang hanya seharga Rp 50 ribu. Pemanfaatan royal jelly masih terbatas pada masyarakat menengah ke atas.
Menurut Sumoprastowo dan Suprapto, 1980, bahan baku adalah tepung sari tanaman dan sari madu adalah sekresi kelenjar hipofaring lebah pekerja muda, berisi vitamin B1, B2, B3, B5, B6, Be, vitamin H dan vitamin E.
Menurut ahli lebah H Wawan Darmawan, SE, MBA, royal jelly memiliki kandungan gizi tinggi berupa protein 45%, lemak 13&, gula 20%, garam mineral, aneka vitamin (B-kompleks, H dan E). Juga mengandung enzim pencernaan, hormone gonadotropin yang bisa menstimulir organ reproduksi ratu dan pemasakan telur, anti biotika germisidin yang dapat mencegah pertumbuhan jamur dan mikroorganisme seperti bakteri staphylococcus aureus, mycrobacterium tuberculosis, escberiricia coli, bacillus eberth.
Nutrisi royal jelly bisa menggantikan sel-sel tubuh yang mati dan memelihara kebugaran tubuh, mempertahankan keperkasaan lelaki. Vitamin H atau biotin yang terdapat dalam royal jelly berfungsi mengatur lemak dan protein dalam tubuh, memperlancar proses asimilasi, mengaktifkan kembali kelenjar tubuh yang tidak bisa bekerja normal, serta menghilangkan rasa lelah.
Menurut M Haydale, royal jelly mengandung 45,15% protein yang terdiri atas asam-asam animo penting, 13,55% lemak, 20,39% glukosa dan levulosa. Tahun 1939, Henry L menemukan hormone gonadotropin dalam royal jelly setelah mengadakan percobaan dengan menyuntik tikus untuk mengetahui perkembangan indung telur (B Sarwono, 2001). Bahkan, beberapa ahli lebah madu di Eropa kini sedang meneliti kemungkinan royal jelly untuk mengobati penderita leukemia, kanker dan AIDS.
Sejak 1922, seorang peneliti dari Perancis telah merekomendasikan royal jelly untuk pengobatan seperti mengobati penyakit kulit (eksim, kulit kasar dan radang kulit). Royal jelly juga digunakan untuk menambah selera makan, menambah daya ingat, mengobati diabetes, untuk campuran kosmetika (kecantikan) dan mengatasi kemandulan. Untuk seseorang yang menderita luka, royal jelly mempercepat proses penyembuhan dan membantu proses pembentukan sel-sel tubuh.
Meski begitu, hingga kini berbagai unsur yang terkandung di dalamnya belum diketahui seutuhnya. Royal jelly yang manis agak kecut tetap merupakan misteri yang menggoda para ilmuwan.

Pollen (Tepung Sari)

Pollen atau tepung sari bunga adalah alat repoduksi jantan pada tumbuhan. Pollen merupakan alat kelamin jantan dari tanaman. Bentuknya bermacam-macam, dari bulat bundar, bulat telur sampai yang bersudut. Kadang tampak seperti butir-butir tepung yang sangat halus, kering dan ringan, namun ada yang berbentuk gumpalan-gumpalan besar dan berat sehingga tidak mudah terbawa angin. Warnanya kekuning-kuningan dan kandungan protein cukup tinggi, bahkan mengandung kadar protein tertinggi di antara jenis makanan lain.
Bagi lebah, pollen berfungsi sebagai bahan pembentuk, pertumbuhan dan penggantian sel yang rusak. Jika berlebihan, pollen disimpan dalam sarang dan digunakan saat pollen langka di lapangan. Pollen sangat penting sebagai sumber gizi utama lebah madu, selain air dan karbohidrat.
Di dalam pollen terdapat vitamin A, B, C, D dan E. Selain itu, pollen juga mengandung asam amino seperti prolene, asam glutamate dan asam aspartat. Kadar protein yang disimpan dalam sarang juga cukup tinggi. Secara garis besar, pollen sebagai sumber protein dan nektar sebagai sumber karbohidrat bagi lebah.
Pollen yang digunakan dalam pengobatan sudah ada yang berbentuk tablet. Pollen berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh, memperlambat proses penuaan dan menghaluskan kulit muka, menurunkan kolesterol, memperlancar fungsi pencernaan, mengobati asma, mencegah pendarahan otak, melindungi selaput jantung dan dikonsumsi penderita diabetes serta memperpanjang umur.
Prof Dr Nikolai Tsitsin, ahli biologi dari Rusia yang pertama kali berusaha membuktikan secara ilmiah hubungan serbuk sari (pollen) dan umur panjang yang dipublikasikan di London Sunday Express (15 April, 1945). Dari penelitian terhadap 150 orang Rusia yang berusia di atas 100 tahun, ternyata mereka menjadikan madu sebagai makanan utama. Bahkan, banyak di antara mereka merupakan pembudidaya lebah madu.
Dr Tsitsin menemukan, sebenarnya yang mereka makan bukanlah madu, melainkan “kotoran” sisa-sisa madu yang tertinggal di dalam sarang lebah. Mereka menjual madu murni untuk menambah penghasilan dan memakan hanya sisa-sisanya. Para ahli biologi menemukan sisa-sisa madu bukanlah madu, tetapi hampir semuanya terdiri dari serbuk sari yang terlepas dari kaki-kaki lebah saat menyimpan madu ke dalam sarang.
Mantan presiden AS Ronald Reagen bersaksi, kesehatannya yang prima dan vitalitasnya adalah karena serbuk sari. Ahli gizi dari Perancis, Dr Alin Caillas melaporkan rata-rata seseorang dapat hidup hanya dengan 35 gr serbuk sari per harinya. Dengan kata lain, 35 gr serbuk sari dapat memenuhi semua kebutuhan gizinya setiap hari.
Para ilmuwan dari laboratorium Bonny di Jenewa, Swiss menguatkan pernyataan tadi. Mereka menemukan serbuk sari mengandung 35% protein di mana setengah dari jumlah ini adalah asam amino bebas yang dapat langsung diserap oleh tubuh. Empat puluh persen berbagai jenis gula. Lima persen, lemak berbagai jenis. Tiga persen mineral dan oligoelemen (pembawa kalsium, fosfor, magnesium, ferum, kuprum dan mangan) dan 3-4% air. Kesemuanya berjumlah 86%. Sisanya 14 % terdiri dari zat-zat penting yang baru terindentifikasi seperti amina, asam nikotinat, asam pantotenat, asam folat dan biotin (Pak Oles, Manggala, 2-12/6/2001).
Menurut Ketua API Indonesia, H Wawan Darmawan yang belum lama ini berkunjung ke lokasi peternakan lebah di Australia barat menyebutkan, pollen asal Austalia, salah satu yang paling bagus karena memiliki protein tertinggi. Pollen Eucalyptus didominasi asam lemak, yang berguna bagi kesehatan manusia yang mengandung asam linoleat.
Tubuh manusia tidak dapat memproduksi asam linoleat selain harus konsumsi makanan yang berasam linoleat. Sebagai polyunsaturated asam lemak, asam linoleat berperan merendahkan tingkat low density lipoprotein (LDL’s) menjadi high density lipoprotein (HDL’s).
ldl’s dikenal sebagai lipoprotein buruk yang membawa lemak seperti kolesterol dari liver ke sel. Sedangkan HDL’s, justru pollen eucalyptus yang mengandung asam linoleat dengan prosentase. Hingga kini, para peternak lebah di Australia barat dapat memproduksi minimal 20 kg pollen per tahun, dengan total 4 ton pollen yang berkualitas.

Lilin Atau Malem Lebah (Bees Wax)

Malam lebah adalah hasil proses metabolisme dari kelenjar malam yang dimiliki lebah, --hasil metabolisme itu dikeluarkan (diekskresi) melalui ruas-ruas bagian abdomen.
Malam lebah yang dihasilkan lebah pekerja tidak dikumpulkan oleh lebah dari bunga, tetapi dibuat dalam kelenjar yang terletak di sebelah bawah perut lebah dengan meminum madu dan memakan tepung sari yang banyak. Lilin lebah dihasilkan lebah pekerja seusia 12 hari atau lebih dan sejak zaman dahulu, banyak dipakai memumikan mayat dan membuat cairan pembakar suluh zaman Mesir Kuno. Di Indonesia, malam lebah lancing (Trigona) digunakan untuk membuat batik tulis.
Sarang lebah terbuat dari malam lebah dengan bahan dasar madu. Di bagian samping bawah perut lebah pekerja terdapat abdomen yang menghasilkan malam lebah, yang tidak dikumpulkan dari bunga, tetapi dibuat dari madu dalam kelenjar. Untuk menghasilkan 1 kg malam, lebah bisa menghabiskan madu 7-15 kg.
Warna lilin bervariasi, putih, kuning atau orange bersih, pada suhu kamar beku dan sedikit lunak. Pada suhu dingin, mudah pecah sedangkan pada suhu 85°F keadaannya lunak, tetapi tidak lengket (melekat) di tangan bila dipijat. Berbau khas, beraroma tanam-tanaman.
Lilin lebah (malam) dimanfaatkan untuk industri farmasi dan bahan dasar kosmetika, pembuatan lilin penerangan, dan industri perlebahan. Contohnya, malam lebah digunakan untuk membuat salep, berbagai lotion, krim dingin, lipstick, pelapis pil, perekat, krayon, permen dan tinta.
Pada industri farmasi, malam lebah digunakan sebagai bahan pembuat plester atau kain pembalut, obat-obatan luar, campuran bahan-bahan tahan air atau waterproof, cairan tinta, campuran pensil, campuran semir dan zat pengkilat. Lilin lebah mengandung senyawa organik hidrokarbon jenuh (saturated hydrocarbon), ester-ester dan alkohol monoester, kolesterol dan mineral-mineral tertentu dalam jumlah sedikit.

Apitoxin (Beevenom)

Apitoxin atau racun lebah merupakan racun yang dibuat lebah pekerja, yang berbentuk cairan bening dan cepat mengering. Racun lebah adalah suatu bentuk perubahan dari alat pengantar telur. Sengatnya digunakan untuk menghalau pengganggu sarang.
Sengatan dapat menimbulkan rasa sakit, lalu bengkak karena pengaruh racun. Manusia yang disengat 450-500 ekor lebah bisa mati seketika karena mengalami paralisa pernafasan. Sengatan lebah dalam jumlah tertentu bisa mengobati beberapa penyakit karena racun mengandung bahan yang berguna untuk pengobatan.
Bee venom memiliki daya guna yang cukup efektif untuk mengobati rematik, neuritis, asma, hipertonik, poliarthritis, sakit kepala karena gangguan syaraf, kencing manis, arthritis, rematik, pegal-pegal, sakit gigi, nyeri punggung, migraine, asam urat, susah tidur dan impotensi.
Di Cina, sengatan lebah sering digunakan dalam pengobatan akupuntur. Pemakaian racun lebah sebagai obat harus hati-hati karena tidak bisa diberikan kepada orang yang memiliki penyakit tertentu seperti penyakit jantung dan alergi (hipersensitif). Karena itu, penggunaan racun lebah harus berdasarkan indikasi yang tepat. Istilah populernya untuk pengobatan yang memakai racun lebah adalah BVT (bee venom therapy).
Racun lebah mengandung minimal 18 senyawa aktif seperti apamine, melittine, phospholipase, hyaluronidase, adolapin, histamine, dopamine, norepinefrine dan serato seratonin.
Beberapa pengobatan alternatif mengkhususkan diri pada penerapan metode pengobatan dengan menggunakan berbagai bahan yang ada dalam komunitas lebah dan sengatan lebah menjadi sajian utama. Salah satu teknik api terapi adalah sengat lebah (apipuncture) dan bisa lebah (venom) pada 400-an titik di atas tubuh manusia.
Pengobatan dengan metode ini sudah diakui Badan Kesehatan Dunia, WHO (World Health Organization), dan di Indonesia sudah dikenal sejak puluhan tahun silam. Sengatan lebah bisa menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti penyakit ambeien, kanker dan stroke.
Hasil penelitian para ahli bidang kultifar menyebut, ada 60 jenis penyakit yang diderita manusia dapat disembuhkan dengan sengatan lebah. Sengatan lebah merupakan racun yang dibuat oleh lebah pekerja dan berbentuk cairan kuning dan cepat mengering. Manfaatnya untuk mengobati penyakit seperti kencing manis, rematik, pegal-pegal, sakit kepala, sakit gigi, nyeri punggung, migrain, asam urat, susah tidur dan impotensi.
Seekor lebah madu hanya bisa digunakan untuk sekali sengatan, dan setelah itu, lebah langsung mati dan diganti lebah lain. Untuk kuantitas sengatan lebah tergantung pada kondisi pasien dan keseriusan penyakit. Letak penyengatan lebah juga berlainan karena disesuaikan dengan titik syaraf dan lokasi penyakit.
Pengobatan Alternatif Sengat Lebah atau Cultifar Api-puncture pertama kali diperkenalkan Pusat Perlebahan Pramuka. Pengobatan dengan cara ini harus dilakukan secara benar dan tepat pada titik sengatan dengan dosis terukur. Karena bila takarannya terlalu banyak (over dosis) akan menimbulkan pengaruh buruk terhadap kerja paru-paru (sesak napas). Pengobatan sebaiknya dilakukan secara teratur sesuai petunjuk.
Abah Nanang (55), seorang ahli pengobatan alternatif di Jl Arya Banjar Getas, Gang Ubur-Ubur 6 Gatep Ampenan Selatan, Mataram, NTB, mengembangkan teknik suntik lebah. Sekitar 300 pasiennya yang menderita penyakit mag menahun, reumatik, asam urat, kanker rahim, kencing batu, hepatitis sembuh. Disebutkan, suntikan lebah mampu meningkatkan daya tahan tubuh, merangsang produksi adrenalin dan ACTH (Adreo Cortico Tropic Hormon).
Penderita sakit ringan cukup melakukan pengobatan 4-8 sengatan. Sakit berat dan komplikasi 25-30 sengatan. Pengobatan sebaiknya berlangsung hingga 12 kali selang seminggu. Untuk penderita penyakit ringan bisa sembuh separuh jalan. Apis Mellifera, jenis lebah yang dipakai untuk suntikan karena mengandung histamine, dopamine, melittin apamin, peptide-M, minimine, enzyme phosphollipase A dan hyaluronidase. Senyawa-senyawa itu yang diakui berkhasiat luar biasa untuk menyembuhkan ragam penyakit.

BAB III: MADU SEBAGAI OBAT DAN FOOD SUPLEMENT

OLEH: BENY ULEANDER
Komposisi Dan Kandungan Madu Murni

Madu merupakan zat manis alami yang dihasilkan lebah dengan bahan baku nektar bunga dan sumber energi serta bahan yang diubah menjadi lemak dan glikogen. Nektar adalah senyawa kompleks yang dihasilkan kelenjar tanaman dalam bentuk larutan gula. Lebah madu memperoleh sebagian energi dari karbohidrat dalam bentuk gula.
Perubahan nektar menjadi madu dimulai ketika lebah pekerja membawa nektar dan membentuknya ke suatu sarang. Nektar yang dibawa pulang diberikan kepada lebah pekerja lain untuk dicampur dengan air liur di mulut lebah dan dihilangkan airnya untuk mencegah peragian. Lebah pekerja mengunyah nektar sambil menambahkan diastase dan invertase, dan bahan itulah yang diproses menjadi madu.
Bentuk madu berupa cairan kental. Warnanya bening atau kuning pucat sampai coklat kekuningan. Rasanya manis dengan aroma enak dan segar. Jika dipanaskan, aromanya jadi lebih kuat tanpa merubah bentuk. Madu yang baik adalah madu yang memenuhi standar internasional. Secara garis besar madu memiliki kandungan terpenting seperti yang tertera dalam Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan Madu.

No.  Kandungan madu*) ;    Bobot kandungan

1.     Energi:                                     294 kalori
2.     Karbohidrat:                           9,5 g
3.     Air:                                           24 g
4.     Fosfor:                                     16 mg
5.     Kalsium:                                   5 mg
6      Vitamin C:                               4 mg



Keterangan : *) dalam 100 gram madu

Kandungan Nutrisi Dalam Madu

Sebagian masyarakat Indonesia meyakini, madu merupakan cairan alami yang enak dan manis. Ada yang beranggapan, madu kental itu sebagai "makanan istimewa" untuk kebugaran tubuh dan menjaga tetap lestarinya kemampuan seksual seseorang. Menurut sebuah sumber kepustakaan, setiap 1.000 gram madu bernilai 3.280 kalori. Nilai kalori 1 kg madu sama dengan 50 butir telur atau 5,575 liter susu atau 1,680 kg daging.
Sebetulnya, khasiat madu amat berkaitan dengan kandungan gula yang tinggi; fruktosa 41%, glukosa 35% dan sukrosa 1,9% serta unsur kandungan lain, seperti tepung sari yang ditambah berbagai enzim pencernaan. Lalu terdapat kandungan vitamin A, vitamin B1, vitamin B2 dan anti biotika.
Dalam madu juga terdapat banyak kandungan vitamin, asam, mineral dan enzim, yang berguna bagi tubuh. Semua kandungan tersebut dapat digunakan sebagai pengobatan secara tradisional, anti bodi dan penghambat pertumbuhan sel kanker (tumor). Karena itu madu banyak digunakan untuk pengobatan alternatif. Untuk kandungan asam organik, dalam madu terdiri atas glikolat, asam format, asam laktat, asam sitrat, asam asetat, asam oksalat, asam malat dan asam tartarat.
Beberapa asam yang disebutkan di atas, bermanfaat bagi kesehatan teristimewa bagi metabolisme tubuh (asam oksalat, asam tartarat, asam laktat dan asam malat. Bahkan dalam asam laktat mengandung zat laktobasilin, --zat penghambat pertumbuhan sel kanker dan tumor. Asam amino bebas dalam madu mampu membantu penyembuhan penyakit, dan bahan pembentukan neurotransmitter atau senyawa yang berperan dalam mengoptimalkan fungsi otak.
Kandungan mineral dalam madu alam tergantung dari mana sari bunga yang dihisap. Bunga yang ditanam banyak kandungan mineral (zat besi, tembaga dan mangan akan menjadikan madu berwarna gelap, sementara zat besi erat hubungannya dengan pewarnaan darah (hemoglobin).
Beberapa kandungan mineral dalam madu yang dimaksud; Belerang (S), Kalsium (Ca), Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Besi (Fe), Fospor (P), Klor (Cl), Kalium (K), Magnesium (Mg), Yodium (I), Seng (Zn), Silikon (Si), Natrium (Na), Molibdenum (Mo) dan Aluminium (Al). Zat tembaga sangat penting bagi manusia berkaitan dengan hemoglobin, dan kekurangan zat menyebabkan berkurangnya ketahanan tubuh, dan memicu meningkatnya kadar kolesterol.
Zat mangan berfungsi sebagai antioksidan, dan berpengaruh besar dalam pengontrolan gula darah serta mengatur hormon teroid. Magnesium pegang peran penting mengaktifkan fungsi replikasi sel, protein dan energi. Yodium berguna bagi pertumbuhan dan membantu dalam pembakaran kelebihan lemak pada tubuh. Jika kekurangan seng biasanya kesehatan menurun, mudah terjadi infeksi dan sering terjadi gangguan kulit seperti jerawat. Kalsium dan fospor bermanfaat bagi pertumbuhan tulang dan gigi. Besi (Fe) membantu proses pembentukan sel darah merah.
Magnesium, fospor dan belerang berkaitan dengan metabolisme tubuh. Molibdenum untuk mencegah anemia dan penawar racun (terutama bagi orang yang suka minuman keras (alkohol). Seorang ilmuwan dari Universitas Illinois di Urbana, Amerika Serikat dalam Journal of Apicultural Research menulis, khasiat setiap madu bisa saja berbeda, namun semuanya mengandung antioksidan.
Prof Dr H Muhilal, pakar gizi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Bogor menguraikan tentang kandungan gizi madu. Selain asam organik yang mengandung asam amino untuk pembuatan protein tubuh (asam amino non esensial), juga terdapat asam amino esensial (lysin, histadin dan triptofan).

Madu Tidak Sama Dengan Gula

Meski rasanya sama-sama manis, madu sangat berbeda dengan gula. Ada sebagian masyarakat yang berpikir bahwa minum madu tidak bedanya dengan minum gula. Madu merupakan food supplement alami yang berkhasiat karena mengandung monosacharida yang terdiri atas glukosa dan fruktosa. Madu juga mengandung berbagai jenis vitamin, asam amino, aneka mineral dan 100 jenis zat yang bermanfaat untuk kesehatan. Karena kandungannya, tidak heran jika madu bisa digunakan untuk pengobatan dan makanan suplemen bagi mereka yang sedang menjalani diet.
Sedangkan gula hanya mengandung disakarida yang disebut dengan sukrosa. Madu berasal dari cairan khusus yang dihasilkan tanaman pada bagian bunga dan pucuk daun, yang lebih dikenal dengan sebutan nektar. Madu di dunia tidak sama rasanya karena memang tidak berasal dari satu pabrik. Warna dan jenis madu yang dihasilkan lebah tergantung sumber nektar. Karena itu, setiap jenis madu berbeda rasa, aroma dan khasiat, tergantung dari komponen-komponen tanaman yang menjadi sumber nektar.
Madu yang mengandung glukosa dan fruktosa saat diminum langsung diserap darah sehingga cepat menghasilkan tenaga. Sedangkan gula yang berisi sukrosa baru bisa diserap sekitar beberapa jam kemudian.
Kualitas madu ditentukan kadar air, gula dan hidroksimetil fulfurat (HMF). Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Madu bernomor 01-2545 tahun 1994, kadar air yang dikandung madu maksimal 22 persen. Itupun masih terbilang sangat tinggi, karena standar FAO (organisasi pangan dan pertanian PBB) hanya 20 persen.
Kualitas madu yang mengandung kadar air tinggi akan cepat rusak karena sangat mudah terfermentasi. Karena itu madu harus disimpan di tempat tertutup karena bersifat hidroskopik, --bahan penyerap air. Jika dibiarkan terbuka, maka madu bias mengambil air dari udara.
Madu yang berkualitas tinggi juga mengandung gula sukrosa yang tak terlalu tinggi. Kadar sukrosa madu berdasarkan standar SNI, tidak boleh lebih dari 10 persen. Kadar sukrosa pada madu terjadi akibat madu dipanen muda atau dimasak sesaat setelah panen. Hal itu mengakibatkan matinya enzim invertase dalam madu. Padahal, enzim invertase yang berfungsi mengubah gula rantai panjang menjadi monosacharida.

Madu Sebagai Obat

Untuk penyembuhan berbagai jenis penyakit, --ringan maupun berat (kronis)—sudah sejak lama dilakukan dengan madu. Bahkan sejak zaman Mesir kuno, madu dianggap sebagai obat paling mujarab untuk menyembuhkan peradangan atau luka-luka. Selain menyejukkan, cairan kental yang terasa manis itu mengandung anti kuman (bakteri), sehingga dapat digunakan sebagai zat antiseptic yang dapat diminum bagi penderita peradangan tubuh. Fungsi madu alami, sesungguhnya tak kalah penting dengan fungsi obat pereda rasa sakit pada zaman sekarang.
Menurut Dr Robert I Henkin dari George Town University Medical Center Washington, Amerika Serikat (AS), rasa manis madu alami bisa mengurangi rasa sakit karena gula yang terkandung di dalamnya dapat memproduksi serotonim lebih banyak dalam otak. Serotonin merupakan suatu senyawa kimia yang mampu menenangkan aktivitas otak, sehingga bagi yang konsumsi madu alami, bisa merasa lebih rileks dan tidur nyenyak.
Hippocrates (bapak kedokteran) mengakui bahwa setiap kali minum madu, dirinya tidak pernah lupa meneteskan madu dalam gelas minuman. Demikian pula pada rempah-rempah yang digunakan untuk mengobati demam. Artinya, madu sangat bermanfaat untuk menyejukkan perut atau membantu proses pencernaan.
Kandungan asetilkolin dalam madu alami telah memberi efek kolinergik yang menyejukkan dan melancarkan peredaran darah. Atau juga mengurangi tekanan darah yang terlalu tinggi.
Madu alami sangat mujarab untuk menghilangkan rasa letih, lelah, lesu dan bisa membantu untuk menurunkan hipertensi (tekanan darah tinggi) dan mengatasi berbagai macam gejala atau gangguan penyakit seperti panas dalam, flu, demam, masuk angin, kurang darah, serangan jantung, campak pada anak-anak, gangguan hati (lever), TBC, gangguan pada bagian perut lain seperti penyakit tukak lambung.
Madu alami juga terkenal manjur untuk mengobati luka bakar, penenang syaraf atau stress, infeksi, sulit tidur dan untuk memulihkan tenaga atau vitalitas kaum pria, terutama yang kurang perkasa. Konsumsi madu alami secara rutin, tidak hanya memberikan kesegaran dan kesehatan bagi tubuh, tetapi juga untuk menjaga kelembaban kulit tubuh, menjadikan kulit wajah tampak lebih segar, bersih, cerah dan bercahaya.
Yang jelas, semakin sering konsumsi madu membuat badan menjadi sehat alami. Madu alami mampu mengatasi anemia karena mengandung asam folat yang diperlukan untuk membentuk kadar eritrosit (sel darah merah) dan hemoglobin.
Konsumsi madu bisa digabungkan dengan bahan obat lain seperti jamur, air rebusan dan jus. Untuk mengatasi tukak lambung, cukup ambil 60 gram kulit jeruk mandarin kering, direbus dengan air 400 cc hingga tersisa 200 cc lalu disaring. Sisa air itu ditambahkan 60 cc madu, aduk merata dan diminum 1-2 kali sehari.
Untuk menurunkan tekanan darah tinggi, gunakan 50 gram biji wijen yang direbus dengan 200 cc air hingga mendidih. Kemudian diangkat dan disaring serta masukkan 60 cc madu, lalu diminum. Lakukan 2 kali sehari. Bagi penderita sakit pinggang, madu cocok untuk dikonsumsi. Gunakan 30 gram daun kucai dan 25 gram jahe yang sudah diiris-iris kemudian dijus. Tambahkan 60 cc madu, aduk merata dan diminum. Lakukan 2 kali sehari.
Untuk mengatasi gangguan pencernaan bisa menggunakan seperempat jeruk lemon, 9 buah strawberi sudah diiris lalu dijus. Tambahkan madu 60 cc, aduk merata dan diminum 2 kali sehari. Untuk pemulihan stamina, ambil 20 gram biji teratai yang telah direndam hingga lembut, 20 gram labu putih yang sudah diiris, 60 cc madu lalu direbus dengan air 500 cc hingga tersisa 250 cc. Air yang tersisa itu diminum selagi hangat dan biji teratainya dimakan.
Untuk mengatasi batuk gunakan 30 gram rambut jagung, 25 gram daun kumis segar, 20 gram daun sendok segar direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Saring lalu tambahkan 60 cc madu dan diminum. Konsumsi madu murni sangat baik untuk kesehatan, asalkan minum secara teratur, minimal 1 sendok makan setiap hari.