Kamis, 20 Desember 2007

Apitoxin (Beevenom)

Apitoxin atau racun lebah merupakan racun yang dibuat lebah pekerja, yang berbentuk cairan bening dan cepat mengering. Racun lebah adalah suatu bentuk perubahan dari alat pengantar telur. Sengatnya digunakan untuk menghalau pengganggu sarang.
Sengatan dapat menimbulkan rasa sakit, lalu bengkak karena pengaruh racun. Manusia yang disengat 450-500 ekor lebah bisa mati seketika karena mengalami paralisa pernafasan. Sengatan lebah dalam jumlah tertentu bisa mengobati beberapa penyakit karena racun mengandung bahan yang berguna untuk pengobatan.
Bee venom memiliki daya guna yang cukup efektif untuk mengobati rematik, neuritis, asma, hipertonik, poliarthritis, sakit kepala karena gangguan syaraf, kencing manis, arthritis, rematik, pegal-pegal, sakit gigi, nyeri punggung, migraine, asam urat, susah tidur dan impotensi.
Di Cina, sengatan lebah sering digunakan dalam pengobatan akupuntur. Pemakaian racun lebah sebagai obat harus hati-hati karena tidak bisa diberikan kepada orang yang memiliki penyakit tertentu seperti penyakit jantung dan alergi (hipersensitif). Karena itu, penggunaan racun lebah harus berdasarkan indikasi yang tepat. Istilah populernya untuk pengobatan yang memakai racun lebah adalah BVT (bee venom therapy).
Racun lebah mengandung minimal 18 senyawa aktif seperti apamine, melittine, phospholipase, hyaluronidase, adolapin, histamine, dopamine, norepinefrine dan serato seratonin.
Beberapa pengobatan alternatif mengkhususkan diri pada penerapan metode pengobatan dengan menggunakan berbagai bahan yang ada dalam komunitas lebah dan sengatan lebah menjadi sajian utama. Salah satu teknik api terapi adalah sengat lebah (apipuncture) dan bisa lebah (venom) pada 400-an titik di atas tubuh manusia.
Pengobatan dengan metode ini sudah diakui Badan Kesehatan Dunia, WHO (World Health Organization), dan di Indonesia sudah dikenal sejak puluhan tahun silam. Sengatan lebah bisa menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti penyakit ambeien, kanker dan stroke.
Hasil penelitian para ahli bidang kultifar menyebut, ada 60 jenis penyakit yang diderita manusia dapat disembuhkan dengan sengatan lebah. Sengatan lebah merupakan racun yang dibuat oleh lebah pekerja dan berbentuk cairan kuning dan cepat mengering. Manfaatnya untuk mengobati penyakit seperti kencing manis, rematik, pegal-pegal, sakit kepala, sakit gigi, nyeri punggung, migrain, asam urat, susah tidur dan impotensi.
Seekor lebah madu hanya bisa digunakan untuk sekali sengatan, dan setelah itu, lebah langsung mati dan diganti lebah lain. Untuk kuantitas sengatan lebah tergantung pada kondisi pasien dan keseriusan penyakit. Letak penyengatan lebah juga berlainan karena disesuaikan dengan titik syaraf dan lokasi penyakit.
Pengobatan Alternatif Sengat Lebah atau Cultifar Api-puncture pertama kali diperkenalkan Pusat Perlebahan Pramuka. Pengobatan dengan cara ini harus dilakukan secara benar dan tepat pada titik sengatan dengan dosis terukur. Karena bila takarannya terlalu banyak (over dosis) akan menimbulkan pengaruh buruk terhadap kerja paru-paru (sesak napas). Pengobatan sebaiknya dilakukan secara teratur sesuai petunjuk.
Abah Nanang (55), seorang ahli pengobatan alternatif di Jl Arya Banjar Getas, Gang Ubur-Ubur 6 Gatep Ampenan Selatan, Mataram, NTB, mengembangkan teknik suntik lebah. Sekitar 300 pasiennya yang menderita penyakit mag menahun, reumatik, asam urat, kanker rahim, kencing batu, hepatitis sembuh. Disebutkan, suntikan lebah mampu meningkatkan daya tahan tubuh, merangsang produksi adrenalin dan ACTH (Adreo Cortico Tropic Hormon).
Penderita sakit ringan cukup melakukan pengobatan 4-8 sengatan. Sakit berat dan komplikasi 25-30 sengatan. Pengobatan sebaiknya berlangsung hingga 12 kali selang seminggu. Untuk penderita penyakit ringan bisa sembuh separuh jalan. Apis Mellifera, jenis lebah yang dipakai untuk suntikan karena mengandung histamine, dopamine, melittin apamin, peptide-M, minimine, enzyme phosphollipase A dan hyaluronidase. Senyawa-senyawa itu yang diakui berkhasiat luar biasa untuk menyembuhkan ragam penyakit.

1 komentar: