Kamis, 20 Desember 2007

G. Apis Mellifera Lebih Populer

Budidaya lebah madu merupakan salah satu kegiatan yang mudah dan dapat dijadikan penopang dan pendongkrak ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar sebuah kawasan hutan. Hanya, budidayanya masih tradisional sehingga madu yang dihasilkan berkualitas rendah. Karena itu, peternak lebah perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan teknik yang memadai.
Beberapa lokasi di pulau Jawa sedang dipelihara empat macam lebah penghasil madu; lebah lokal (Apis cerana atau Apis indica), lebah unggul (Apis mellifera), lebah hutan (Apis dorsata) yang besar-besar dan suka menyengat, serta lebah klanceng (Apis florea). Di tempat lain, masyarakat masih gemar memelihara Apis indica.
Dengan menguasai teknik budidaya dan mengenal perilaku hidup lebah madu, peternak di pulau Jawa cenderung mengembangkan budidaya lebah madu unggulan Apis mellifera asal Eropa dan Australia. Upaya itu digiatkan karena tertarik pada ukuran tubuh yang lebih besar dibanding Apis indica. Lebah imporan ini bisa menghasilkan cairan madu, tepung sari dan royal jelly jauh lebih banyak dibanding lebah lokal.
Rambut yang memenuhi sekujur tubuh lebah unggul itu berguna untuk menangkap serbuk sari bunga. Mulutnya yang berbentuk tabung panjang bermanfaat sebagai wadah penghimpun nektar. Sebagai lebah yang hidup berkoloni, jenis serangga itu memiliki sepasang sayap di muka dan sepasang sayap lagi di belakang. Dengan keempat sayapnya, lebah pekerja bisa terbang cepat ke mana-mana. Sebaliknya, kawanan lebah lokal lebih agresif ketimbang lebah unggul. Lebah lokal dipelihara di sarang buatan berupa tangkupan kayu bundar yang dibelah (glodok). Biasanya glodok dibuka sebulan sekali untuk diambil madunya.
Sebagai perbandingan, lebah lokal di pedesaan rata-rata menghasilkan madu 5-10 kg per koloni dalam setahun. Lebah impor milik peternak lebah bisa menghasilkan 40-50 kg per koloni setahun.
Untuk menggenjot peningkatan madu, tidak ada jalan lain selain memperbanyak koloni lebah Apis mellifera, karena produksi madunya sangat tinggi dan bisa digembalakan, kotak kandang mudah diangkut. Cuma jenis lebah impor ini memerlukan perawatan intensif secara profesional, modal dan pengetahuan beternak lebah, serta sang pemilik harus menguasai jalur bisnis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar