Apis Koschevn ikovi
Lebah koschevn ikovi merupakan spesies yang baru dikenal beberapa ilmuwan. Jenis ini banyak terdapat di Pulau Kalimantan dan Sumatera bagian barat. Ciri-ciri yang paling menonjol dibanding Apis Cerana adalah warnanya merah di sebagian besar Apis koschevn ikovi dan ukuran tubuhnya sedikit lebih besar. Menurut beberapa peternak lebah di Kalimantan Selatan, lebah Apis koschevn ikovi lebih produktif dibandingkan Apis cerana.
Apis Mellifera
Lebah madu Apis mellifera merupakan jenis lebah hutan yang dibudidayakan hampir di semua negara termasuk Indonesia. Lebah ini banyak terdapat di Eropa seperti Perancis, Yunani, Spanyol dan Yugoslavia. Di Negara-negara tersebut, lebah yang utama dibudidayakan yaitu Apis Mellifera (lebah hitam atau lebah coklat Eropa), Apis mellifera ligustica (lebah kuning Italia), apis mellifera carnica (lebah kelabu carniola).
Dari jenis lebah ini segera padat dibuat jalur baru untuk daerah berlingkungan dan beriklim berbeda dari tempat aslinya (Eropa). Di daerah yang beriklim dingin atau berelevasi tinggi, lebah ini tidak terlalu agresif dan kurang suka bermigrasi tetapi peka terhadap penyakit terutama parasit tungau Varrao.
Di Indonesia, Apis Mellifera merupakan lebah impor yang didatangkan pada tahun 1972. Sebanyak 25 koloni Apis Mellifera disumbangkan oleh Australian Freedom Fro Hunger Campaign Committee (AFFHC) kepada pusat perlebahan Apiari Pramuka sekaligus sebagai cikal bakal pengembangan lebah modern di Indonesia. Lebah yang dikembangkan di Australia (NSW) ada tiga sub spesies, yaitu lebah Italia (Apis Mellifera Ligustica), Kaukasia (Apis Mellifera Caucasia) dan Carniola (Apis Mellifera Carnica).
Lebah ini dikenal sebagai lebah yang cukup rakus dengan nectar (makanan). Karena itu tidak mengherankan lebah ini cara pembudidayaannya dilakukan secara diangon (Dipindah dari satu tempat ke tempat lain –Red). Misalnya, saat musim randu di Jawa Tengah, sarang lebah jenis ini dipindahkan ke Jawa Tengah dan saat musim bunga merah di Jawa Barat, sarang lebah dipindahkan ke Jawa Barat agar lebah tetap berproduksi.
Biasanya Apis Mellifera dikembangkan petani-petani golongan menengah ke atas karena perlu disiapkan truk pengangkutan dan fasilitas pendukung lain. Produksi madu jenis Apis Mellifera dikenal cukup tinggi antara 25-35 kg per koloni dalam setahun. Sifat lebah ini agak jinak dan tidak mudah kabur.
Karena sifatnya diangon, madu yang dihasilkan lebah ini berasal dari satu bunga (monoflora). Misalnya madu randu, madu klengkeng, madu calliandra (kaliandra) yang banyak dibudidayakan di pulau Jawa, dan bisa dikembangkan di daerah tropis seperti Indonesia. Di Nusa Tenggara Barat (NTB), Apis Mellifera kecil kemungkinan dikembangkan karena tidak banyak kebun budidaya yang luas dan belum ada perusahaan yang siap menampung produksi madunya.
Secara alami, Apis Mellifera dibedakan atas lima sub species. Pertama, Apis Mellifera Lehzeni (lebah madu Skandinavia ini ada di Jerman Utara) dengan badan berwarna hijau, variasi kuning atau jingga di bagian perut. Kedua, Apis Mellifera Corniola (Lebah ini terkenal sebagai penghasil madu yang produktif di Amerika Serikat, tetapi kerap berpindah-pindah tempat. Indonesia pernah mengembangkan di KUD Batu Malang, Jawa Timur dengan badan berwarna hitam, cincin berwarna di perut dan warna rambut perut agak muda.
Ketiga, Apis Mellifera Caucasia dengan warna badan gelap dan sifat halus. Juga ada yang berwarna oranye di bagian perut. Keempat, Apis mellifera ligusta atau biasa disebut lebah madu Italia. Warna tubuh cukup variatif dari coklat gelap sampai kuning hitam yang ditutupi rambut badan berwarna merah. Warna lebah ratu merah kuning lebih kecoklatan. Lebah jantan, lebih muda dan sifatnya sangat aktif. Lebah ini tidak mudah hijrah bila ruangan sarang cukup luas, dan sangat produktif menghasilkan madu, royal jelly, propolis, racun lebah, lilin dan pollen. Lebah ini diternak orang dengan sarang berbingkai yang mudah diangkat dan dipindahkan.
Kelima, Apis Mellifera dikenal sebagai lebah madu Belanda yang hidup di Belanda dan Perancis dengan warna tubuh gelap. Di Belanda, lebah ini suka berpindah-pindah sehingga produksi madu terkategori sedang. Di Perancis, banyak menghasilkan madu namun sukar dikontrol.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar