Kamis, 20 Desember 2007

BAB V: BISNIS MADU DI DUNIA

Gerakan back to nature yang menjadi trend masyarakat dunia cukup berimbas pada kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi produk-produk yang alami. Sebagai salah satu produk organik yang dihasilkan lebah, selama ini madu sudah dijadikan food supplement.
Setiap tahun, perlebahan di dunia menghadiahkan berjuta-juta ton madu kepada manusia, mulai dari benua Eropa, Amerika, Asia, Afrika dan Australia, dan sampai-sampai produk madu menjadi salah satu primadona industri yang berwujud makanan, farmasi (obat-obatan), kosmetika (kecantikan) dan produk industri lain. Eksisnya industri berbasis madu tidak terlepas dari peran penting dan strategis dari APINMONDIA, --sebuah asosiasi yang memayungi praktisi dan peternak lebah di seluruh dunia.
Asosiasi yang berkantor pusat di Roma, Italia itu bertujuan untuk mempromosikan hasil kemajuan sains, teknik dan terlibat aktif memajukan ekonomi masyarakat perlebahan, serta menggalang kerja sama peternak lebah antar negara.
Nama APIMONDIA dicetuskan pada Kongres Peternak Lebah Dunia I di Amsterdam, Belanda pada tahun 1949 seusai perang dunia II. APIMONDIA beranggotakan asosiasi-asosiasi perlebahan di seluruh dunia, dan Indonesia menjadi anggota APIMONDIA sejak tahun 1975 yang diwakili Pusat Apiari Pramuka.
Dalam perkembangannya, peran organisasi ini memberi motivasi tersendiri bagi eksistensi ekonomi dan industri kecil dalam masyarakat yang berbasis madu di berbagai belahan dunia. Di sejumlah negara, lebah madu dibudidayakan secara serius dan profesional. Di Amerika Serikat, Australia dan Eropa, para pengusaha perkebunan buah-buahan bahkan sengaja menyewa koloni lebah pada saat kebun tanaman buah mulai memasuki musim bunga. Di Selandia Baru, sewa kebun tanaman buah mencapai US$ 65 per koloni dan di Amerika Serikat US$ 49 per koloni. Adapun jenis lebah yang sering diternak para praktisi lebah Eropa adalah Apis Mellifera L.
Setiap koloni, Apis Mellifera L. paling efektif menghasilkan madu selama satu tahun. Di dunia, hanya dikenal tiga jenis Apis Mellifera yakni jenis Eropa (Apis Mellifera), Afrikasia (Apis Mellifera Adonsonii) dan Asia (Apis Mellifera Indica atau Cerana).
Negara-negara Asia memiliki kawasan paling subur bagi peternakan lebah, karena ditopang dengan iklim tropis yang tidak mengenal musim. Kondisi geografis yang lebih berpihak pada negara-negara di kawasan Asia ini menempatkan Asia sebagai ladang pakan lebah terbesar di dunia.
Bila faktanya demikian, sudah sewajarnya diikuti geliat bisnis madu yang dimotori masyarakat atau peternak lebah di kawasan Asia ketimbang negara-negara di empat benua yang lain. Bila komoditi lebah madu lebih didongkrak pamornya, bisa memberikan efek samping yang menguntungkan, baik untuk perolehan devisa negara non migas maupun menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat di desa-desa dan tumbuhnya unit-unit bisnis baru yang berbasis produk madu. Di samping itu, secara tidak langsung turut mendidik dan menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian alam, dan menjaga kesehatan umat manusia dengan mengkonsumsi madu.
Selama 10 tahun terakhir, produksi madu dunia meningkat dari 961.000 ton pada 1991 menjadi 1.128.000 ton di tahun 1998. Meski begitu, jumlah volume dan nilai ekspor madu masih terus mengalami fluktuasi dengan kisaran ekspor terendah bertengger pada angka 214.000 ton di tahun 1996, dan maksimum terjadi pada tahun 1994 takni 308.000 ton. Artinya, usaha perlebahan di era milenium ketiga tampak cukup prospektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar