Kamis, 20 Desember 2007

Perlebahan Myanmar: Melirik Apis Mellifera

Meski perlebahan Myanmar belum semaju perlebahan Thailand dan Indonesia, namun belakang sedang dibidik secara serius sebagai salah satu bahan pendukung obat, kecantikan dan sumplemen. Tercatat beberapa petani lebah Myanmar mengikuti pelatihan secara rutin di perlebahan Thailand terutama budidaya Apis Mellifera. Beberapa petani sudah beternak lebah secara modern namun produksi lebah afis mellifera masih relatif sedikit.
Sekarang berbagai latihan pengembangan lebah asal Eropa di Myanmar terus dilakukan di Propinsi Chiang Rai. Para petani lebah berjumlah 200 orang berhasil merawat 20.000 koloni serta Apis Mellifera terus dikembangkan karena jenis lebah ini paling rajin berproduksi.
Saat ini, Myanmar belum bisa mengekspor madu ke luar negeri. Di dalam negeri saja, harga madu berkisar 2.500- 3000 Kyats. Masyarakat Myanmar banyak menjadikan madu sebagai obat dan makanan suplemen untuk kesehatan. Beberapa perusahaan kosmetik menjadikan madu senagai salah satu bahan dasar alternatif.
Negeri yang sebelumnya lebih dikenal dengan sebutan Burma itu berubah nama menjadi Myanmar pada 1989, dan akhirnya mendapat pengakuan dari Persatuan Bangsa bangsa (PBB) sebagai sebuah negara yang berdaulat. Negara seluas 680 km dipimpin pemerintahan militer sejak kudeta tahun 1988, dengan penduduk sekitar 55 juta jiwa. Sebelum dipindahkan pemerintahan junta militer ke Nay Phy Daw, Yangon menjadi ibu kota negara.
Budha merupakan agama dengan pengikut mayoritas dan pendapatan negara terbesar dari sektor pertanian. Uniknya, semua sistem pembayaran dilakukan secara tunai atau cash. Jadi masyarakat di negara itu tidak dimanja dengan adanya kartu kredit, ATM dan apalagi money changer. Jika ada tamu asing yang berkunjung ke negeri tersebut, biasanya langsung menukarkan dollar di black market. Fungsi bank hanya sebagai tempat penyimpanan uang tanpa bunga serta hanya mentransfer uang antar negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar