Kamis, 20 Desember 2007

Pollen (Tepung Sari)

Pollen atau tepung sari bunga adalah alat repoduksi jantan pada tumbuhan. Pollen merupakan alat kelamin jantan dari tanaman. Bentuknya bermacam-macam, dari bulat bundar, bulat telur sampai yang bersudut. Kadang tampak seperti butir-butir tepung yang sangat halus, kering dan ringan, namun ada yang berbentuk gumpalan-gumpalan besar dan berat sehingga tidak mudah terbawa angin. Warnanya kekuning-kuningan dan kandungan protein cukup tinggi, bahkan mengandung kadar protein tertinggi di antara jenis makanan lain.
Bagi lebah, pollen berfungsi sebagai bahan pembentuk, pertumbuhan dan penggantian sel yang rusak. Jika berlebihan, pollen disimpan dalam sarang dan digunakan saat pollen langka di lapangan. Pollen sangat penting sebagai sumber gizi utama lebah madu, selain air dan karbohidrat.
Di dalam pollen terdapat vitamin A, B, C, D dan E. Selain itu, pollen juga mengandung asam amino seperti prolene, asam glutamate dan asam aspartat. Kadar protein yang disimpan dalam sarang juga cukup tinggi. Secara garis besar, pollen sebagai sumber protein dan nektar sebagai sumber karbohidrat bagi lebah.
Pollen yang digunakan dalam pengobatan sudah ada yang berbentuk tablet. Pollen berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh, memperlambat proses penuaan dan menghaluskan kulit muka, menurunkan kolesterol, memperlancar fungsi pencernaan, mengobati asma, mencegah pendarahan otak, melindungi selaput jantung dan dikonsumsi penderita diabetes serta memperpanjang umur.
Prof Dr Nikolai Tsitsin, ahli biologi dari Rusia yang pertama kali berusaha membuktikan secara ilmiah hubungan serbuk sari (pollen) dan umur panjang yang dipublikasikan di London Sunday Express (15 April, 1945). Dari penelitian terhadap 150 orang Rusia yang berusia di atas 100 tahun, ternyata mereka menjadikan madu sebagai makanan utama. Bahkan, banyak di antara mereka merupakan pembudidaya lebah madu.
Dr Tsitsin menemukan, sebenarnya yang mereka makan bukanlah madu, melainkan “kotoran” sisa-sisa madu yang tertinggal di dalam sarang lebah. Mereka menjual madu murni untuk menambah penghasilan dan memakan hanya sisa-sisanya. Para ahli biologi menemukan sisa-sisa madu bukanlah madu, tetapi hampir semuanya terdiri dari serbuk sari yang terlepas dari kaki-kaki lebah saat menyimpan madu ke dalam sarang.
Mantan presiden AS Ronald Reagen bersaksi, kesehatannya yang prima dan vitalitasnya adalah karena serbuk sari. Ahli gizi dari Perancis, Dr Alin Caillas melaporkan rata-rata seseorang dapat hidup hanya dengan 35 gr serbuk sari per harinya. Dengan kata lain, 35 gr serbuk sari dapat memenuhi semua kebutuhan gizinya setiap hari.
Para ilmuwan dari laboratorium Bonny di Jenewa, Swiss menguatkan pernyataan tadi. Mereka menemukan serbuk sari mengandung 35% protein di mana setengah dari jumlah ini adalah asam amino bebas yang dapat langsung diserap oleh tubuh. Empat puluh persen berbagai jenis gula. Lima persen, lemak berbagai jenis. Tiga persen mineral dan oligoelemen (pembawa kalsium, fosfor, magnesium, ferum, kuprum dan mangan) dan 3-4% air. Kesemuanya berjumlah 86%. Sisanya 14 % terdiri dari zat-zat penting yang baru terindentifikasi seperti amina, asam nikotinat, asam pantotenat, asam folat dan biotin (Pak Oles, Manggala, 2-12/6/2001).
Menurut Ketua API Indonesia, H Wawan Darmawan yang belum lama ini berkunjung ke lokasi peternakan lebah di Australia barat menyebutkan, pollen asal Austalia, salah satu yang paling bagus karena memiliki protein tertinggi. Pollen Eucalyptus didominasi asam lemak, yang berguna bagi kesehatan manusia yang mengandung asam linoleat.
Tubuh manusia tidak dapat memproduksi asam linoleat selain harus konsumsi makanan yang berasam linoleat. Sebagai polyunsaturated asam lemak, asam linoleat berperan merendahkan tingkat low density lipoprotein (LDL’s) menjadi high density lipoprotein (HDL’s).
ldl’s dikenal sebagai lipoprotein buruk yang membawa lemak seperti kolesterol dari liver ke sel. Sedangkan HDL’s, justru pollen eucalyptus yang mengandung asam linoleat dengan prosentase. Hingga kini, para peternak lebah di Australia barat dapat memproduksi minimal 20 kg pollen per tahun, dengan total 4 ton pollen yang berkualitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar