Peran kaum intelektual untuk sosialisasi budidaya lebah jauh lebih mengena dibanding pemerintah. Hal itulah yang diterapkan Pemerintah Laos untuk memberdayakan peternak lebah dengan mengedepankan pihak perguruan tinggi swasta maupun negeri. Salah satu universitas yang dipercaya pemerintah untuk berperan aktif dalam pendampingan terhadap para peternak lebah adalah Fakultas Pertanian Universitas Of De Lao.
Dalam prakteknya, sekolah yang dipimpin Rektor Profesor Bounpheng itu lebih fokus mengembangkan jenis lebih Apis Melifera dan Apis Cerana. Kedua jenis lebah tersebut justru domoinan diternak petani di bagian Utara Laos, terutama Propinsi Luang Prabang. Wilayah yang berbatasan langsung dengan negeri Cina itu dikenal dengan hawa yang sejuk.
Menurut Profesor Bounpheng, perlebahan di Laos kurang berkembang karena minimnya pelatihan, baik yang diberikan pemerintah maupun pihak terkait. Karena itu pihak universtas merasa bertanggung jawab untuk mengembangkan budidaya perlebahan di negara yang tergolong miskin ini.
Kini, Laos memiliki 200 koloni Apis Melifera dan 500 koloni Apis Cerana. Apis cerana bisa hidup di mana saja, terutama bila sebuah kawasan itu terdapat tumbuhan yang berbunga. Sebagai salah satu daerah tropis di Asia, jelas menjadi dukungan khusus untuk terciptanya perkembangbiakan lebah secara sehat. Diyakini, lebah yang diternak secara baik dapat produksi madu sepanjang tahun. Apalagi di hampir semua kawasan banyak tumbuh pakan lebah. Berbeda dengan benua Eropa yang mengalami musim dingin. Di Rusia misalnya, panen madu hanya satu kali dalam setahun, dan itupun hanya pada musim semi.
Laos merupakan negara yang terhimpit oleh daratan di Asia Tenggara dan diselimuti hutan lebat yang kebanyakan bergunung-gunung. Salah satu daerah tertinggi justru Phou Bia dengan ketinggian 2.817 m dpl. Untuk dataran rendah, mendapat imbas positif dari aliran sungai Mekong dengan kondisi tanah yang cukup subur. Daerah ini langsung berbatasan dengan Thailand. Sedangkan sederetan pegunungan dari Rantai Annam lebih membentuk sebagian besar perbatasan di Timur dengan Vietnam.
Iklim Laos adalah tropis dan dipengaruhi oleh angin musim. Musim hujan berlangsung dari Mei hingga November, dan diikuti musim kemarau pada Desember sampai April. Ibukota dan kota terbesar di Laos adalah Vientiane, disusul Luang Prabang, Savannakhet dan Pakse.
Pemerintah Laos mencanangkan 21% dari wilayah negara sebagai Area Konservasi Keanekaragaman Hayati Nasional (National Biodiversity Conservation Area), yang siap dikembangkan sebagai taman nasional. Bila sudah rampung, kawasan itu konon menjadi taman nasional terbaik dan terluas di Asia Tenggara.
Sejumlah spesies binatang baru ditemukan di Laos beberapa tahun terakhir. Antara lain Kelinci Annam, Saola dan yang terbaru adalah Tikus Batu Laos (Khanyou). Laos sebagai salah satu dari sekian negara komunis, mulai melepas kontrol ekonomi dan mengizinkan berdirinya perusahaan swasta sejak tahun 1986. Seperti negara berkembang lainnya, kota-kota besar dominan menikmati pertumbuhan ekonomi, terutama Vientiane, Luang Prabang, Pakxe, dan Savannakhet.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar