Lebah ratu hanya seekor dalam sarang tanpa raja. Jika ada dua ratu, keduanya berkelahi memperebutkan kedudukan, namun tetap memiliki watak yang halus, sabar dan mencintai rakyatnya. Ratu mempunyai sengat sebagai ovipositor,-- senjata pengunusir ratu lain di dalam sebuah sarang. Lebah ratu bisa menyengat berkali-kali tanpa ada kerusakan tubuh atau binasa. Lebah ratu kebal terhadap segala penyakit karena konsumsi royal jelly setiap hari.
Warna lebah ratu biasanya merah tua dan dua kali lipat lebih panjang dan 2,8 kali berat dari lebah pekerja dengan masa hidup 3-7 tahun dan masa produksi hanya 2 tahun. Ovarium lebah ratu berkembang cukup sempurna sehingga mampu bertelur 1.500 sampai 2.000 butir telur sehari. Untuk menampung ovarium, perut lebah ratu membesar. Musim kawin lebah madu terjadi pada bulan Mei, Juni dan Juli setiap tahun.
Uniknya, selama hidup, lebah ratu hanya kawin sekali yaitu saat memasuki masa dewasa atau lebah ratu memasuki usia 23 hari dan memilih salah satu di antara ratusan ekor lebah jantan yang paling kuat untuk mengawini lewat sayembara terbang. Lebah jantan pemenang yang terbang menyusul dirinya berhak mengawini. Perkawinan berlangsung kala terbang di udara terbuka. Seusai kawin, keduanya jatuh ke tanah. Lebah jantan mati karena kantong sperma terpisah dan tertinggal dalam kantong sperma ratu (spermatheca) sebagai tempat penyimpan sperma lebah jantan hasil perkawinan.
Jika spermatheca belum banyak memiliki spermatozoa, maka kelangsungan perkawinan lebah ratu melibatkan 30 ekor lebah jantan. Lebah ratu kembali ke sarang dan mulai bertelur 2-3 hari pasca perkawinan, serta berhenti bertelur sampai habis simpanan sperma yang tersedia. Tugas utama lebah ratu, justru bertelur terus-menerus agar bisa terjadi regenerasi keturunan, dengan lahirnya lebah-lebah baru. Telur lebah ratu akan menjadi lebah pekerja, lebah jantan dan calon lebah ratu.
Kamis, 20 Desember 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar