Sebagai kawasan beriklim tropis, di kawasan Asia banyak dijumpai aneka bunga dan tanaman yang tumbuh subur sepanjang tahun. Potret ini sangat jelas menjadikan Asia sebagai surga bagi peternakan lebah madu dan memosisikan Asia sebagai penghasil madu terbesar di dunia.
Jepang, Indonesia, Thailand, Filipina, Vietnam, Cina, Kamboja, Laos, Malaysia dan Brunei Darussalam merupakan negara-negara ladang madu. Produksi madu terbesar berasal dari jenis madu hutan (Apis dorsata) dengan warna madu yang lebih gelap dibanding madu-madu Australia dan Eropa. Bahkan madu asal negara-negara di Asia sudah lama menguasai pasar madu di Eropa, Amerika Serikat dan Timur Tengah.
Selain menjadi negara yang kaya akan hasil perkebunan, Thailand tercatat sebagai negara yang berhasil membudidayakan madu dengan pakan lebah berlimpah dari bunga kelengkeng. Dengan jumlah penduduk sekitar 64 juta jiwa, Thailand tercatat sebagai nagara yang memiliki perkebunan terbaik di kawasan Asia.
Di kawasan Chiang Mai, terbentang areal perkebunan kelengkeng seluas 3 ribu hektar. Pakan untuk lebah cukup potensial. Selain madu kelengkeng, Thailand juga mengembangkan madu hutan dengan pakan lebah yang memadai. Dalam setahun, Thailand bisa menghasilkan 10 ribu ton madu, dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa sebagai pasar utama madu Thailan.
Di Vietnam, tercatat lebih dari 100 ribu peternak lebah dengan total 670 ribu koloni (80% merupakan lebah unggul dan 20% lebah lokal atau lebah hutan). Dari total koloni tersebut, dalam setahun Vietnam memproduksi 15 ribu ton madu yang diekspor ke Amerika, Inggris dan Jepang. Kegiatan peternakan lebah hingga aktivitas ekspor madu, mendapat dukungan penuh dari pemerintah Vietnam.
Indonesia yang kaya akan sumber daya alam hayati, terbentang dari Sabang di Pulae We dan Merauke di Papua, masih terus menabung harapan untuk mengangkat citra madu sebagai salah satu komoditi andalan yang bernilai ekonomis dan medis. Pada bentang kekayaan alam yang maha besar di bumi Katulistiwa ini, diakui dunia sebagai negeri yang memiliki jenis lebah asli paling banyak di dunia. Berbagai jenis vegetasi yang ada merupakan tumbuhan penghasil pollen dan nektar sebagai sumber pakan lebah.
Antara lain, lebah hutan (Apis Dorsata) yang belum dibudidayakan. Jenis lebah ini hidup di hutan Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan gugusan pulau di kawasan Nusa Tenggara. Hingga kini, lebah hutan memberikan kontribusi terbesar bagi perlebahan Indonesia untuk produksi madu.
Lebah lokal (Apis Cerana) merupakan spesies lebah lokal yang gandrung dibudidayakan masyarakat pedesaan sebagai kegiatan sampingan. Meski produktifitas masih rendah, jenis lebah ini cocok dikembangkan untuk peningkatan kesejahteraan dan gizi masyarakat karena mudah diperoleh dengan harga yang relatif murah. Lebah kerdil (Apis Florea) hingga kini masih menjadi perdebatan ilmiah karena hanya ditemukan spesimennya di museum. Di hutan-hutan di wilayah Indonesia, belum pernah dilaporkan keberadaannya. Lebah kecil (Apis Andreniformis) mirip dengan Apis Florea, dengan membuat sarang tunggal di semak-semak. Produktivitas lebah ini tergolong rendah dan kurang ekonomis. Lebah kecil bisa dijumpai di semak-semak Sumatera, Kalimantan, Jawa dan wilayah di Nusa Tenggara.
Ada juga jenis lain yang agak lebih besar dari Apis Cerana yakni lebah merah (Apis koschevnikovi) dengan warna bulu sedikit kemerahan. Lebah yang khusus bertahan hidup di Kalimantan dan Sumatera itu hingga kini belum diusahakan secara komersial. Lebah Gunung (Apis Nuluensis), yang hingga kini keberadaannya masih diperdebatkan di Indonesia. Konon, ada di dataran tinggi Serawak dan juga Kalimantan dengan ukuran tubuh mirip Apis Cerana.
Terakhir lebah lokal Sulawesi (Apis Nigrocincta). Lebah tanpa sengat (Trigona sp) ini merupakan lebah asli Asia dari genus trigona yang berkarakter spesifik. Kekhasan lebah ini terletak pada rasa madunya asam namun tahan terhadap fermentasi, jarang hijrah dan harga produk dari jenis madu ini jauh lebih mahal dibanding produk madu yang terbuat dari lebah Genus Apis.
Kamis, 20 Desember 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar